Jalan-jalan ke Kebun Anggur dan Pabrik Wine di Selandia Baru

Westbrook Winery Muriwai, Selandia Baru.
Sumber :
  • VIVA/Tasya Paramitha

VIVA – Anda gemar nge-wine? Tahukah Anda bahwa Selandia Baru adalah salah satu negara penghasil wine terbaik di dunia? Nah, jika suatu hari Anda berkesempatan mengunjungi Negeri Kiwi ini, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi aneka wine berkualitas tinggi.

7 Destinasi Lokasi Syuting Film dengan Budget Besar yang Wajib Dikunjungi di Dunia

Caranya bukan dengan mengunjungi restoran atau lounge. Namun, dengan tur. Ya, di negara-negara penghasil wine seperti Selandia Baru, kebun anggur dan winery, alias tempat pembuatan wine seringkali dibuka sebagai destinasi wisata.

Saat VIVA mengunjungi Auckland, Selandia Baru, dalam rangka memenuhi undangan Tourism New Zealand (TNZ) baru-baru ini, kami melakukan wine tasting ke sejumlah winery di sana. Waktu itu kami diajak mengikuti tur dari operator, atau agen wisata yang khusus menangani wisata terkait wine bernama NZWINEPRO Auckland Wine Tours.

Sri Mulyani Bertemu Menkeu Selandia Baru, Ini yang Dibahas

Beruntung, kami ditemani langsung oleh sang direktur tur, John McFarlane. Kebetulan juga ia mengerti dan bisa berbicara Bahasa Indonesia, mesti tidak begitu lancar, karena pernah tinggal dan bekerja di Jakarta dan Yogyakarta.

"Saya masih punya keluarga di Pasar Minggu," ujarnya dalam Bahasa Indonesia yang agak terbata-bata.

Deretan Negara yang Memiliki Work Life Balance Terbaik di Dunia, Adakah Indonesia?

Waktu itu, kami mengambil paket tur Piha Karekare Rainforest Wine Tour seharga NZ$245 atau sekitar Rp2,4 juta per orang. Kami dijemput tepat di depan hotel kami yang berlokasi di pusat kota Auckland, dan langsung diajak menuju Arataki Visitors Centre.

Ini merupakan semacam pusat informasi yang biasa dikunjungi para wisatawan yang ingin menjelajahi Waitakere Ranges, kawasan hutan lindung yang cukup luas di bagian barat Auckland.

Arataki Visitor Centre, Auckland, Selandia Baru.

Dari luar tampak seperti museum mungil dengan bangunan tradisional Suku Maori, suku asli di Selandia Baru. Tempat ini menyimpan sejumlah informasi menarik, seperti tentang flora dan fauna yang ada di Waitakere Ranges, termasuk tentang Kauri, pohon raksasa di Selandia baru yang dilindungi.

Di bagian belakangnya Anda bisa menikmati pemandangan hutan Waitakere yang indah, dibelah oleh sungai yang bermuara di pantau west coast, atau pesisir barat.

(Baca: Jelajah Waitakere Ranges, Hutan Cantik di Selandia Baru)

Pemandangan dari Arataki Visitor Centre, Auckland, Selandia Baru.

Tempat selanjutnya yang kami kunjungi adalah air terjun Karekare yang tersembunyi di tengah hutan di kaki bukit. Air terjun di bagian barat Waitakere Ranges Regional Park ini terbilang cukup populer, lantaran pernah menjadi lokasi syuting The Piano, film drama Selandia Baru pada 1993 yang menuai sejumlah penghargaan internasional.

(Baca: Karekare, Air Terjun Selandia Baru dari Film Top The Piano)

Karekare Waterfalls, Selandia Baru

Dari sana, kami mampir di Piha Beach, pantai pasir hitam yang menawan. Letaknya tak jauh dari Karekare Waterfalls. Di musim panas seperti saat kami berkunjung ke sana, yakni di bulan Desember, banyak warga lokal maupun wisatawan yang datang untuk berselancar.

(Baca: Pantai Piha, Surga Peselancar Paling Hits di Selandia Baru)

Kawasan Pantai Piha, Selandia Baru.

Puas berfoto ria dan bermain di pantai, kami akhirnya berangkat menuju winery pertama, yakni Soljans Estate Winery, di dekat daerah tempat pembuatan wine di Auckland, yakni Kumeu Wine Country.

Pabrik wine satu ini benar-benar mengesankan, karena dimiliki oleh keluarga Soljans hingga tiga generasi sejak 1937. Tak heran, jika Soljans menjadi winery yang dioperasikan keluarga tertua ketiga di dunia.

Soljans Estate Winery, Selandia Baru.

Kami langsung melakukan wine tasting, dan mencicipi sejumlah produk andalan mereka, mulai dari Sauvignon Blanc, Pinot Gris, Merlot, hingga yang paling populer, yakni Soljans Estate Fusion Sparkling Muscat. Yang terakhir ini telah menyabet sederet penghargaan internasional.

Kami juga sempat makan siang di Soljans Cafe, restoran di winery tersebut yang masuk ke dalam daftar 40 Restoran Terbaik di Auckland versi The Zealand Herald. Di restoran ini, Anda bisa memilih deretan hidangan dan wine yang sesuai untuk disandingkan bersama menu pilihan Anda tadi.

Aneka wine di Soljans Estate Winery.

Dari Soljans Estate Winery, kami melanjutkan tur wine ke Coopers Creek Vineyard untuk melakukan wine tasting kedua. Sejumlah wine klasik bisa Anda cicipi, mulai yang pahit, manis, dengan sentuhan rasa buah, dessert wine dan bahkan rose wine atau wine berwarna merah muda yang cantik.

Coopers Creek Vineyard, Selandia Baru.

Coopers Creek Vineyard, Selandia Baru.

Destinasi ketiga sekaligus terakhir adalah Westbrook Winery Muriwai di kawasan Waimauku. Di sini, lagi-lagi kami melakukan wine tasting. Tapi bedanya, di winery ini, pengunjung bisa menikmati wine di pinggir danau, ditemani pemandangan hamparan kebun anggur yang begitu indah.

Westbrook Winery Muriwai, Selandia Baru.

Menariknya, produk wine yang dijual di semua winery yang kami kunjungi terbilang murah. Mulai dari NZ$16 atau sekitar Rp156 ribu per botol. Bayangkan, jika Anda membeli wine di Jakarta yang harganya bisa dua hingga tiga kali lipat dari harga tersebut. Kualitasnya pun sangat jauh dibandingkan yang Anda dapatkan di Selandia Baru.

(Baca: Belanja Wine Selandia Baru, Cuma Rp156 Ribu Per Botol)

NZWINEPRO Auckland Wine Tours juga menawarkan paket tur lain, mengunjungi destinasi wisata dan winery yang berbeda dari yang kami lakukan. harganya juga variatif. Jika Anda datang dalam grup atau kelompok besar, Anda bahkan bisa menentukan sendiri destinasi yang ingin Anda kunjungi.

Harga per orang yang Anda bayarkan saat mengambil paket tur, sudah termasuk antar jemput di hotel atau penginapan, makan siang, wine tasting dan sebotol air minum.

Apapun paket tur yang Anda pilih, Anda akan dimanjakan dengan ragam wine berkualitas Selandia Baru. Waktu itu ami pulang ke hotel membawa pengalaman baru, sedikit banyak pengetahuan tentang wine dan perut yang kembung. Yang pasti, kami tidur sangat pulas malam itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya