Sejarah Munculnya Bakpia, Kue Legendaris Khas Yogyakarta

Pembuatan oleh-oleh khas Yogya, bakpia.
Sumber :
  • Antara/ Regina Safri

VIVA – Berkunjung ke Yogyakarta, umumnya orang akan membeli bakpia sebagai buah tangan. Tapi tahukah Anda bahwa kue ini sudah melegenda puluhan tahun silam?

Resep Otentik Keraton Yogyakarta Dipromosikan di Houston

Tak semua wisatawan, bahkan masyarakat Yogyakarta sendiri tahu kapan, di mana dan siapa yang pertama kali menciptakan kue bakpia. Bicara bakpia pathuk tidak bisa lepas dari Bakpia Pathuk 75. Semua orang percaya, bakpia itulah yang pertama kali muncul di Yogyakarta.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, bakpia masuk ke Yogyakarta dibawa oleh seorang prias asal Tionghoa bernama Kwik Sun Kwok pada 1940-an. Ia mencoba berdagang jajanan khas Tionghoa, yakni bakpia.

Mencecap Nasi Goreng Kambing Pliket Butet Kertaradjasa

Semula bakpia merupakan pia berisi bak atau daging babi. Akan tetapi, masyarakat Jawa yang tidak mengonsumsi daging babi membuat makanan itu mengalami akulturasi. Isinya bukan lagi daging babi, melainkan kacang hijau.

Cara memasaknya pun tidak lagi menggunakan minyak babi, melainkan dengan dipanggang menggunakan arang. Kwik membeli arang dari temannya yang juga seorang Tionghoa bernama Liem Bok Sing. Ia lantas menjual bakpia dengan menyewa sebidang lahan dari orang Jawa bernama Niti Gurnito di kampung Suryowijayan.

Menikmati Ayam Kenduri di Tengah Hamparan Sawah Hijau

Pada 1960-an, Kwik wafat. Niti Gurnito dan Liem membuat usaha bakpia di tempatnya masing-masing. Liem membuka toko bakpia di Jalan KS Tubun Nomor 75 yang kini dikenal dengan Bakpia Pathuk 75.

"Memang keberadaan kue bakpia yang kini marak di Yogya tidak lepas sejarah berdirinya Bakpia Pathuk 75," kata Ketua Koperasi Sumekar (Koperasi Bakpia di Sanggrahan), Kalurahan Pathuk, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta, Sumiati, Jumat, 26 Januari 2018.

Diminati Turis

Kue yang bentuknya kecil dan bulat dan berwarna putih kecoklat-coklatan semakin dikenal oleh masyarakat dan wisatawan pada tahun 1980-an. Warga Kampung Sanggrahan yang dulu bekerja di Bakpia Pathuk 75 mulai keluar dan memproduksi sendiri bakpia pathuk.

Kakak laki-laki Sumiati yang bernama Suwarsono sebagai orang pertama di kampung itu yang membawa resep bakpia. Suwarsono akrab disebut Sonder merupakan salah satu pekerja di Bakpia Pathuk 75.

“Kakak saya mencoba membuat bakpia setelah mengetahui resep dan cara pembuatan dari tempatnya bekerja," ucapnya.

Sumiati pun melabeli tempat usahanya dengan Bakpia 543 Sonder. Nama Sonder seolah tidak bisa dilepaskan dari kampung bakpia sebagai salah satu orang yang ikut menyosialisasikan resep kue ini.

Di kampung itu juga ada pengrajin bakpia yang memiliki 20-an karyawan. Namanya Bakpia Pathuk 52. Sastro Sariyem (77) merupakan pemilik usaha itu bercerita, dirinya mendapatkan resep bakpia dari pemilik Bakpia Pathuk 75. Kemudian ia mengajarkan cara membuat bakpia kepada Ibu-ibu PKK di kampung itu.

"Sebenarnya nomor rumah saya itu 522, tetapi ada yang bilang dua nomor saja untuk merek, akhirnya jadi Bakpia Pathuk 52," ucap Sariyem. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya