Embal, Singkong Beracun Makanan Pokok Penduduk Pulau Kei

Embal khas Maluku
Sumber :
  • Viva.co.id/Anisa Widiarini

VIVA – Berkunjung ke Maluku Tenggara, Anda akan menemui makanan pokok bernama Embal (atau ada yang menyebut Enbal) yang dijual hampir di setiap sudut pasar, hingga warung-warung makan.

RESEP: Lapis Tidore untuk Hari Raya, Tradisi Ratusan Tahun

Tidak seperti pulau tetangganya, Papua, yang mengonsumsi sagu dan papeda, orang-orang pulau Kei justru mengonsumsi singkong. Bukan singkong biasa, jenis singkong yang dikonsumsi di Maluku Tenggara adalah jenis singkong beracun yang disebut kasbi. Umumnya, kasbi justru dihindari untuk dikonsumsi di beberapa daerah lain.

Embal memiliki rasa tawar, tekstur keras, warna putih, serta bentuk dan ukurannya yang besar, namun bervariasi. Sebagai alternatif pangan pokok, Embal dimakan dengan cara dicelupkan ke dalam air atau kuah dari makanan hingga lembek lalu dikonsumsi bersama lauk pauk, sebagaimana layaknya mengonsumsi nasi. 

Segarnya Sayur Ikan Kuah Kuning Khas Pulau Kei

Selain itu, Embal bisa juga dikonsumsi pada saat sarapan pagi dengan dicelupkan dalam minuman teh dan kopi atau sebagai camilan yang dibuat manis.

Helena, warga kota Tual di pulau Kei Kecil Maluku Tenggara menyebutkan bahwa di Maluku Tenggara, singkong merupakan komoditas utama yang ditanam pada awal musim hujan. 

Pisang Goreng Embal, Nikmatnya Dicocol Sambal

"Kasbi sangat cocok selalu ada di musim hujan karena bisa disimpan lama, bahkan bisa sampai 1-2 tahun, apabila disimpan dalam kondisi yang baik dan kering," ujarnya kepada VIVA saat berkunjung ke Tual.

Menurut seorang peneliti belanda dalam bukunya yang berjudul Modern Crises and Traditional Strategies: Local Ecological Knowledge in Island Southeast Asia, menyebut bahwa masyarakat Maluku pada awalnya menanam sagu sebagai makanan pokok. 

Namun suplai sagu yang berkurang di pasaran pada tahun 1970an membuat banyak petani beralih membuka ladang singkong sejak akhir tahun 1970an hingga 1980an. Lambat laun, tanaman ini menjadi favorit di mata masyarakat. 

Membuat Embal tidaklah sulit. Yang terpenting adalah proses menghilangkan racun yang ada dalam kasbi tersebut. Helena menjelaskan, pertama yang dilakukan adalah dijadikan parutan halus.

Embal khas Maluku

"Kasbi yang sudah dikupas, direndam air dan dua kali dibilas. Kemudian di parut," ujarnya.

Setelah diparut, singkong dimasukkan ke dalam kain kasa dan di tindih dengan balok kayu besar atau batu.

"Di Tindis dalam bahasa kami (di jepit dengan kayu) semalaman agar airnya keluar." Ini adalah proses yang paling penting di mana Embal di jepit sehingga mengeluarkan airnya dan pada tahap ini, bagian ampasnya lah yang digunakan.

Setelah proses di atas selesai maka dengan otomatis embal akan menjadi tepung dan kemudian diolah sesuai dengan selera masing-masing.

"Setelah diperas satu malam, ampas kasbi parut sudah menjadi tepung yang siap dijemur atau diangin-anginkan," ujarnya. 

Helena mengatakan setelah diperas dan dianginkan, bahan baku embal ini harus dilanjutkan ke proses mengayak tepung supaya hasilnya lebih halus.

Enbal yang masih berupa tepung ini sebenarnya sudah layak santap. Tapi orang-orang Kei piawai mengolahnya menjadi sajian lain. Ada embal bubuk, embal bunga, embal kacang, hingga embal manis aneka rasa.

Pedagang penjual embal

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya