- Pixabay/falovelykids
VIVA – Kualitas susu sapi nasional tak bisa dipandang sebelah mata. Meski belum mampu mencukupi seluruh kebutuhan nasional, baik pemerintah maupun swasta kini semakin bersinergi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sapi perah.
Sebagai daerah yang masih menjadi penyumbang susu sapi segar terbesar di Indonesia, wilayah Jawa Timur sangat memperhatikan kualitas susu yang dihasilkan sapi-sapi peternak lokal.
Hal tersebut seperti disampaikan Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Drh. Wemi Niamawardi dalam sambutannya di Penutupan Program Farmer2Farmer 2018 di KUTT Suka Makmur, Pasuruan.
"Alhamdulillah produksi susu segar di Jawa Timur adalah 85 persen dan TPC-nya (Total Plate Count) di bawah satu juta," kata Wemi Rabu, 28 Februari 2018 di Pasuruan, Jawa Timur.
Sekadar informasi, TPC adalah metode yang paling sensitif untuk menentukan jumlah mikroorganisme. Dengan metode ini, kita dapat menghitung sel yang masih hidup, menentukan jenis mikroba yang tumbuh dalam media tersebut, serta dapat mengisolasi dan mengidentifikasi jenis koloni mikroba tersebut.
Di Indonesia sendiri, berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), jumlah TPC yang layak adalah satu juta. Jadi kalau TPC disebutkan ada di bawah satu juta, kualitas susu dalam negeri bisa dikatakan sangat baik dan bisa masuk Industri Pengolahan Susu (IPS), salah satunya seperti Frisian Flag yang 20 persen dari seluruh kebutuhan produksinya dipenuhi dari sapi lokal.
"Dari total semua sapi perah yang ada di Indonesia sudah habis diserap industri, mereka hanya bisa supply kami itu. Makanya dari total 100 persen kami hanya bisa cari supply koperasi 20 persen, jadi terpaksa kami impor," kata Andrew F.Saputro, Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia.
Populasi Sapi Terbesar
Saat ini, Jawa Timur sendiri, seperti dikatakan Wemi memiliki populasi sapi terbesar di Indonesia dengan kontribusi susu sapi sebesar 55 persen untuk nasional.
"Populasi sapi perah di Jawa Timur jumlahnya 275.675ekor. Menjadi nomor satu memberikan kontribusi terhadap nasional. Sementara itu, produksi sapi perah di Jawa Timur 5.400 ton dan memberikan kontribusi terhadap nasional sekitar 55 persen," ucapnya lagi.
Meski susu sapi di Jawa Timur berkualitas dan layak masuk IPS, Wemi berharap agar peternak tak hanya fokus untuk memerah susu sapi, tapi juga harus memperhatikan kesejahteraan sapi. Dan yang terpenting jangan hanya fokus untuk menjual susu tapi tidak mencukupi kebutuhan susu keluarganya sendiri.
"Kami harap di Grati (Jawa Timur), susunya tidak dijual semua tapi dikonsumsi untuk anaknya sendiri, keluarganya untuk mencerdaskan anak bangsa," kata Wemi yang juga berharap jumlah sapi perah di Jawa Timur bisa bertambah, karena sebanyak 2.000 ekor sapi di Jawa Timur masih impor.
