Tak Sekadar Nongkrong, di Kedai Kopi Ini Bisa Pinjam Buku

Literasi Kafe
Sumber :
  • Dok. VIVA/ Zulfikar

VIVA – Sudah lumrah bagi kebanyakan masyarakat Aceh punya hobi menghabiskan waktu berjam-jam di kedai kopi. Tidak hanya untuk bersantai, segala macam urusan kerap diselesaikan sambil menyeruput secangkir kopi hitam.

Coffee Shop Ini Jadi Tempat Nongkrong Favorit dengan Konsep dan Fasilitas Menarik

Kini, tidak hanya bersantai dan diskusi beragam permasalahan, ngopi di salah satu kedai kopi di Aceh juga bisa membuat pengunjungnya menjadi cerdas.

Literasi Kafe Namanya. Kedai kopi ini terletak dipinggir pantai di Desa Ujong Blang, kecamatan Muara Satu, kota Lhokseumawe, Aceh. Kedai kopi yang baru dibuka sekitar 3 bulan ini menyediakan lebih dari 500 judul buku yang bisa dibaca oleh pengunjungnya.

Kopi Kebun, Tempat Nongkrong Alami di Tengah Kebun

Literasi Kafe

“Kita mendapat sumbangan buku sebanyak 500 buah dari perpustakaan nasional, selain itu juga ada sumbangan-sumbangan dari masyarakat setempat,” ujar Juanda, salah seorang owner Literasi Kafe, kepada VIVA, Minggu, 29 April 2018.

Ngopi di Atas Bus, Sensasi Baru Nikmati Keindahan Kota Malang 

Juanda merupakan seorang dosen di salah satu kampus di Lhokseumawe. Kedai kopi berkonsep literasi ini dibangun bersama seorang temannya, Azhari. Azhari sendiri merupakan salah seorang guru honorer di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Uniknya, kedai kopi ini dibangun berawal dari hobi mereka yang sama-sama suka menghabiskan waktu di warung kopi bersama. Bahkan ide awal mendirikan kedai kopi dengan konsep literasi juga lahir sambil minum kopi.

“Sama Pak Azhari adalah kawan ngopi. Karena kami sama-sama dari pendidikan, mungkin ini adalah panggilan hati untuk membuat kedai ini. Apalagi kalau melihat data-data minat baca kita rendah. Dari 61 negara kita urutan 60,” ujar Juanda.

Menurut Juanda, akibat minat baca rendah berimbas pada jumlah produksi buku juga rendah dibanding negara lain. Saat ini kata Juanda, China berada di urutan nomor satu dalam jumlah produksi buku. China memproduksi sekitar 180 ribu buku pertahun. Indonesia sekitar 18 ribu.

Azhari menambahkan, letak kedai tersebut sengaja dibangun di pinggir pantai. Katanya agar pengunjung yang selama ini berekreasi ke pantai tersebut bisa menikmati kedai mereka. “Kami ingin memberi sensasi edukasi sambil rekreasi kepada para wisatawan yang datang ke pantai ini,” katanya.

Saat ini, Literasi Kafe menyediakan ratusan buku, mulai dari novel hingga buku-buku agama. Kafe ini juga kerap digunakan oleh para pegiat literasi untuk berbagai macam kegiatan. Mulai dari diskusi hingga bedah berbagai macam buku menarik.

Literasi Kafe

Silir angin pantai menambah kenikmatan berada di kedai ini. Suara deburan ombak menemani para pegiat literasi saat membaca buku sambil menikmati berbagai macam jenis sajian. Tidak hanya kopi, kedai unik ini juga menyediakan beragam jenis makanan seperti mi Aceh dan kudapan lain.

Jika merasa bosan membaca, Literasi Kafe menyediakan ayunan untuk pengunjungnya menikmati silir pantai. Pengunjung akan dibuat manja dan berlama-lama menikmati ngopi sambil menambah pengetahun dengan membaca buku-buku yang ada.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya