Antre Bubur Kanji Rumbi, Tradisi Ramadan di Aceh

Kanji Rumbi
Sumber :
  • VIVA/ Dani Randi/ Aceh

VIVA – Hampir setiap bulan Ramadan di masjid Alfurqan Beurawe, Banda Aceh, selalu ramai usai salat Ashar. Warga berbaris rapi dengan membawa mangkuk kecil sebagai wadah untuk mengambil makanan khas Ramadan di tempat itu.

169 Remaja Diamankan Karena Konvoi Berkedok Bagi-bagi Takjil di Jakpus

Dua belanga besar yang berisikan Kanji Rumbi selalu masak tepat waktu, yaitu sebelum memasuki salat Ashar. Menu makanan ini memang sengaja dimasak oleh panitia masjid untuk dibagikan ke masyarakat dengan gratis. Sementara, satu belanga dikhususkan bagi mereka yang ingin berbuka puasa di masjid itu.

Sekilas tampilannya mirip bubur ayam. Bubur ini memiliki tekstur lembut dan sama-sama diolah dari beras. Namun, menu makanan ini bukan bubur ayam. Melainkan kanji rumbi, yang hanya dibuat dan disajikan saat Ramadan.

Polisi Tangkap Belasan Remaja Konvoi Berdalih Buka On The Road Sambil Nyalakan Petasan

Bubur itu diracik bersama rempah-rempah. Selain lezat, konon punya khasiat untuk kesehatan. Adapun bahan dasar kanji rumbi ini yakni beras, wortel, daun sop, daging atau udang. Sementara bumbunya khusus yang diracik dari lada, lengkuas, dan bahan lainnya.

Kanji Rumbi

Selebgram Klaviera Stephanie Tunjukan nIlai Harmonisasi Lewat Pembagian Takjil

Sang koki Kanji Rumbi, Budi Dharma, mengatakan, untuk menambah cita rasa, ia memasukkan daging atau udang yang dipotong kecil-kecil. Semua bahan itu diaduk hingga rata. Hingga menimbulkan aroma rempah-rempah yang khas.

“Sedangkan olahan bumbunya kita buat sendiri, ada juga yang kita buat khusus,” sebutnya kepada VIVA di Masjid Alfurqan Beurawe, Jumat, 18 Mei 2018.

Di Banda Aceh, beberapa masjid masih menyediakan kanji rumbi untuk masyarakat berbuka puasa. Namun, di Masjid Alfurqan sudah menjadi tradisi turun temurun.

“Ini sudah tradisi jika memasuki bulan Ramadan kita ada masak kanji rumbi dan dibagikan ke masyarakat sekitar,” kata Abdul Wahab sebagai Tuha Peut Desa Beurawe yang juga panitia pelaksana Kanji Rumbi.

Setiap hari ada dua belanga besar kanji rumbi yang diolah sesudah menunaikan shalat zuhur. Bubur Kanji tersebut selalu diaduk selama tiga jam agar matangnya bisa merata.

 Menuangkan kanji rumbi yang sudah masak untuk di bawa ke Masjid

Abdul Wahab mengatakan, untuk satu belanga pihak panitia menghabiskan dana sebesar Rp700 ribu. Setiap hari mereka memasak dua belanga dengan total Rp1,4 juta. Untuk 30 hari dibutuhkan dana Rp42 juta dalam kegiatan itu.

Soal pendanaan, semua masyarakat mendukung tradisi itu. Mereka tak keberatan untuk menyumbang. Intinya, kata Abdul, bagaimana warga bisa melestarikan tradisi yang sudah dilakukan sejak zaman dulu. “Ini juga mempererat dan menjaga silaturahmi antarwarga,” ucapnya.

Pantauan VIVA, sebelum memasuki salat Ashar, warga berbondong-bondong datang ke belakang masjid Alfurqan, tempat di mana kanji rumbi dimasak. Umumnya, mereka membawa mangkuk sebagai tempat kanji rumbi yang akan dibawa pulang untuk menu berbuka puasa.

Kanji Rumbi

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya