7 Kuliner Indonesia yang Muncul di Film Aruna dan Lidahnya

Arunda dan Lidahnya.
Sumber :
  • Instagram @palarifilms

VIVA – Aruna dan Lidahnya menjadi film pertemuan kembali antara Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra. Berbeda dengan film Ada Apa Dengan Cinta, yang dibintangi keduanya, film ini lebih ringan dan mengangkat tema kuliner Indonesia.

Tempat Ini Sajikan Kuliner Nusantara dengan Rasa yang Disesuaikan Lidah Penikmatnya

Film yang mulai tayang pada 27 September 2018 ini bercerita mengenai Aruna (Dian Sastrowardoyo) yang merupakan ahli wabah penyakit yang ditugaskan ke Surabaya, Pamekasan, Pontianak dan Singkawang untuk menyelidiki kasus flu burung.

Selain menunaikan tugas, perjalanan itu dimanfaatkan Aruna untuk berwisata kuliner bersama dua sahabatnya, yang merupakan koki bernama Bono (Nicholas Saputra) dan kritikus kuliner bernama Nad (Hannah Al Rashid).

Kuliner Kearifan Jawa Kuno yang Terinspirasi Kerajaan Majapahit di Bali

Ada banyak kuliner Nusantara yang diangkat dalam film berdurasi 1 jam 46 menit ini. VIVA pun sempat menyaksikan film yang diangkat dari novel karya Laksmi Pamuntjak dan telah merangkum setidaknya ada tujuh kuliner khas yang ditampilkan dalam film. Berikut ini diantaranya.

1. Rawon

16 Tahun Indonesian Chef Association, Chef Expo Sukses Digelar

Kota pertama yang disinggahi oleh Aruna dan kawan-kawannya adalah Surabaya, Jawa Timur. Di kota ini mereka mencicipi rawon yang di dalamnya berisi iga, kecambah yang disiram dengan kuah rawon hitam pekat.

Rawon Setan.

Kuah hitam pekat ini diketahui berasal dari kluwek. Menariknya, kuah rawon ini pun tidak terlihat begitu kental seperti kuah rawon pada umumnya. Sajian ini akan terasa tambah nikmat bila ditambahkan dengan perasan jeruk nipis, sambal, telur asin dan kerupuk.

2. Campur Lorjuk

Kuliner selanjutnya yang dicicipi oleh Aruna dan kawan-kawannya adalah Campur Lorjuk yang merupakan makanan khas Pamekasan, Madura. Dalam film ini dijelaskan bahwa Lorjuk ini merupakan sejenis kerang yang mirip dengan kerang bambu.

Untuk sajiannya sendiri lorjuk diisi dengan potongan lontong, soun, kacang, tauge dan campuran lorjuk. Lorjuk ini pun disajikan dengan siraman kuah mirip dengan soto.

3. Soto Lamongan

Di Pamekasan, Madura, Aruna dan ketiga temannya juga mencicipi Soto Lamongan. Soto Lamongan dalam film ini begitu terlihat menggugah selera dengan campuran irisan telur, soun, daging ayam dan kuah koya. Soto Lamongan juga akan terasa begitu segar dan nikmat dengan irisan jeruk nipis dan sambal.

Soto Lamongan.

4. Rujak Soto

Merupakan salah satu masakan khas Banyuwangi, Jawa Timur, rujak soto adalah perpaduan antara soto dengan sayuran. Semangkuk rujak soto berisi sayuran rebus seperti kangkung dan tauge, dicampur dengan irisan lontong, kemudian diberi bumbu kacang dan disiram dengan kuah soto. Terkadang rujak soto juga diberi babat, ayam atau daging sapi.

Rujak soto.

5. Bakmi Pontianak

Setelah melakukan perjalanan untuk menginvestigasi kasus flu burung di wilayah Jawa Timur, Aruna dan kawan-kawannya melakukan perjalanan ke wilayah Kalimantan Barat. Di sini Aruna dan sahabatnya sempat mencicipi Bakmi Pontianak. Untuk seporsi bakmi Pontianak biasanya berisi semangkuk mi dengan tumis ayam kecap, pangsit dan capit kepiting dan disiram dengan kuah segar.

Bakmi Kepiting Ayau.

6. Choi Pan

Makanan ini merupakan camilan khas dari Singkawang. Kulitnya sendiri merupakan campuran dari tepung sagu dan beras. Untuk isiannya antara lain bengkuang, ebi dan taburan lada.

7. Pengkang

Makanan ini merupakan makanan khas Pontianak, Kalimantan Barat. Sekilas hampir mirip lemper. Untuk proses pembuatan pengkang, nantinya beras ketan dimasak dengan santan. Setelah itu, dibungkus daun pisang, yang diisi dengan ebi kemudian dijepit dengan sebilah bambu dan dibakar. Biasanya pengkang dimakan dengan sate dan sambal kepah. (hd)

Pengkang, kuliner khas Pontianak.

(aw)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya