Menjajal Cokelat Unik Khas Indonesia, Rasa Pedas dan Rempah

Aneka cokelat di Cokelat nDalem
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bimo Aria

VIVA – Mendengar paduan cokelat dengan susu atau cokelat dengan kacang almond sudah cukup familiar. Tapi pernahkah mendengar cokelat yang dipadukan dengan cabai atau rempah-rempah? Atau pernahkah menjajal cokelat berpadu rempah?

Daftar Harga Pangan 19 April 2024: Bawang hingga Telur Naik

Saat mengikuti #jalan2jenius, VIVA berkesempatan untuk mengunjungi Cokelat nDalem yang berada di daerah Ngampilan, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Produsen cokelat ini merupakan salah satu yang menghadirkan cokelat nuansa rempah. VIVA juga berkesempatan menjajal aneka cokelat tersebut.

Salah satu olahan yang membuat VIVA penasaran untuk mencobanya ialah cokelat yang dipadu dengan cabai. Seperti halnya cabai pada umumnya, selain karakter rasa cokelat yang pekat, cokelat yang satu ini juga mempunyai rasa sedikit pedas ketika sampai di lidah.

Daftar Harga Pangan 18 April 2024: Beras Premium hingga Gula Konsumsi Naik

Lantas, mengapa Cokelat nDalem menghadirkan olahan cokelat unik ini?

"Kami ingin bikin yang berkarakter Indonesia. Indonesia secara kuantitas (penghasil cokelat) nomor 3 di dunia, tapi kita tidak memiliki karakter beda. Ngomongin cokelat Belgia ke Swiss atau Prancis, yang milky Indonesia enggak ada," kata pendiri Cokelat nDalem, Wednes Aria Yudha saat ditemui di Yogyakarta, Jumat, 23 November 2 018.

Daftar Harga Pangan 16 April 2024: Beras hingga Daging Turun

Oleh sebab itu, Yudha ingin menawarkan cokelat dengan paduan rempah dan cabai. Rempah sendiri dipilih karena Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang terkenal dengan rempahnya.

"Waktu kami membawa cokelat rempah ini ke Jepang, salah satu yang disukai justru cokelat dengan sereh dengan lemon grass. Karena buat Jepang itu eksotis dan harganya mahal," kata dia.

Namun sayangnya di Yogyakarta sendiri cokelat rempah kurang diminati. Meski demikian, menurut Yudha, cokelat rempah dan cabai di kota-kota lain justru banyak dicari.

"Kalau di Yogya itu mereka biasa dan suka sama yang manis. Tapi di kota lain apresiasinya justru tinggi. Ini yang membuat kami ingin terus mengembangkannya," kata Yudha. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya