Semua Karyawan Tunarungu, Ini Kisah di Balik Viralnya Warung Kopi Tuli

Kopi Tuli
Sumber :
  • Instagram/@koptul

VIVA – Siapa bilang kaum disabilitas memiliki keterbatasan dalam berkarya? Layaknya orang normal, banyak dari mereka mampu membuktikan kalau mereka bisa membuat karya menakjubkan, bahkan melebihi orang normal pada umumnya.

Buka Bersama Perhimpunan Tionghoa, Istri Gus Dur Ingatkan Kemajemukan Indonesia

Hal ini turut dibuktikan oleh Putri Santoso dan kedua temannya yang sukses mendirikan kedai kopi bernama Kopi Tuli (Koptul), yang kini sudah populer dan dikenal di mana-mana.

Ditemui saat dirinya terpilih menjadi salah satu nominasi Orami Parenting Awards, Putri Santoso yang didampingi penerjemah bahasa isyarat, bercerita bagaimana awal mula mereka mendirikan Kopi Tuli tersebut. 

Berprestasi di Ajang Internasional, Atlet NPC Sumut Diguyur Bonus Rp3,1 Miliar

"Sebetulnya Kopi Tuli itu sebuah jawaban dari kekecewaan kami bertiga, yang sulit sekali mendapatkan pekerjaan. Jadi kami bertiga mau membuktikan pada masyarakat bahwa kemampuan teman disabilitas luar biasa," ujarnya di FX Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu 14 Desember 2019. 

Lebih lanjut Putri bercerita, ketiga pendiri yang ia maksud adalah, dia dan dua orang sahabatnya, yaitu Andhik dan Erwin, yang juga penderita tunarungu. Putri mengaku, mereka bersahabat dari kecil yang akhirnya terpisah dan dipertemukan kembali setelah lulus kuliah. 

Al-Qur'an for All: Hadirkan Iqro'na untuk Penyandang Disabilitas

"Kami bertiga sulit mendapatkan pekerjaan. Mungkin Allah punya rencana mengumpulkan kami bertiga untuk bertemu lagi dan membangun usaha bersama-sama," lanjut dia. 

Kedai pertama Kopi Tuli didirikan di Depok, Jawa Barat, pada 12 Mei 2018. Kemudian, 14 Oktober 2018, Putri dan kawan-kawan sukses membuka kedai kedua di Duren Tiga, Jakarta Selatan. Dalam mendirikan kedai kopi ini, mereka bekerja sama dengan teman-teman tunarungu lainnya. 

"Semua karyawan kami tuli, totalnya delapan orang. Di satu kafe ada empat orang. Baru dua kafe, jadi masing-masing empat orang," kata dia. 

Putri menambahkan, tidak ada kesulitan untuk berkomunikasi dengan pengunjung. Ada beberapa cara untuk berkomunikasi dengan pengunjung yang datang ke kedai kopi mereka. 

"Pertama ada verbal bisa ditulis, bisa lewat handphone, atau pakai isyarat. Karena menunya nama-nama alam, ada isyaratnya A, B, C, D, jadi enggak ada alasan sulit berkomunikasi dengan teman-teman," tutur Putri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya