Viral Video Nata de Coco Mengandung Plastik, Cuma Hoax!

Nata de coco
Sumber :
  • Instagram

VIVA – Belakangan beredar sebuah video singkat yang menyebut merek nata de coco tertentu memiliki kandungan plastik. Dalam video yang banyak beredar di media sosial itu, terlihat seorang perempuan mengambil sebuah nata de coco dari bungkus yang baru dibukanya.

Kenyal-kenyal Segar, Nata De Coco Bisa Cegah Penyakit Kardiovaskular

Ia kemudian menekan nata de coco tersebut hingga pipih. Di akhir video, ia menyebutkan bahwa nata de coco tersebut ternyata adalah plastik.

Terkait dengan hal tersebut, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), memberitahukan bahwa isi dari video tersebut adalah tidak benar dan mengandung informasi yang salah. 

Kata Ahli Soal Nata de Coco Bisa Terbakar karena Mengandung Plastik

Perwakilan GAPMMI, Susana menyayangkan bahwa video ini dibuat maupun diunggah oleh berbagai kalangan masyarakat, baik dari kalangan bawah hingga atas, baik laki-laki maupun perempuan dari berbagai macam latar belakang profesi. Selain itu, mereka juga dengan leluasa menyebarluaskannya. Hal ini menunjukkan bahwa masih diperlukannya edukasi yang baik kepada masyarakat. 

“Kami melihat video hoax dibuat dari masyarakat berbagai kalangan, penting bersama-sama meningkatkan edukasi, klarifikasi benar agar masyarakat paham,” kata dia di Hotel Harris FX Sudirman, Senin 16 Desember 2019.

Viral Nata de Coco Mengandung Plastik, Begini Faktanya

GAPMMI mengapresiasi BPOM RI dan Kemenkominfo RI karena cepat tanggap dalam mengklarifikasi terkait video hoax tersebut. BPOM RI sebelumnya telah melakukan klarifikasi video nata de coco mengandung plastik melalui siaran pers pada tanggal 7 Desember 2019. Kementerian Kominfo juga telah menyatakan sebagai disinformasi pada 24 November 2019. 

Dengan tersebar luasnya video tersebut, GAPMMI merasa perlu diperkuat lagi edukasi ke masyarakat, dan mengajak masyarakat Indonesia lebih dewasa.

“GAPMMI mengimbau apabila menerima informasi yang meragukan, agar menghubungi pihak yang berwenang sebelum beropini dan mengunggah ke media sosial,” lanjut Susana. 

Susana menambahkan, pemerintah perlu lebih tegas menindak bagi pembuat konten dan penyebar video hoax, karena meresahkan dan mengganggu masyarakat Indonesia. 

Di sisi lain, dengan adanya video tersebut, diakui berdampak terhadap produksi nata de coco terutama bagi pengusaha nata de coco menengah ke bawah.

“Otomatis produksi pengaruh tapi belum signifikans. Di bawah 5 persen pengaruhnya dari video hoax itu,” kata dia.

Di sisi lain, produsen nata de coco KARA yang terdampak video tersebut lantaran dalam video tersebut merek itulah yang menjadi bahan percobaan. Meski begitu, Direktur PT Kara Santan Pertama Martin Jimi melihat tak semua masyarakat langsung percaya dengan video yang tersebar luas itu.

“Kami lihat video di YouTube, kami lihat ada yang komentar mereka paham dan melakukan klarifikasi sebagai disinformasi dari Kominfo, ada juga yang kami lihat orang independen yang melakukan klarifikasi terkait disinformasi,” kata dia.

Di sisi lain, pihaknya saat ini belum melakukan tindakan apapun selain upaya persuasif.

“Mencegah hal ini dengan masalah edukatif. Hal ini apa berlanjut, kalau ada itikad tertentu secara persuasif enggak mencapai kesepakatan akan tempuh jalur hukum terhadap pembuat video,” jelas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya