Menikmati Lezatnya Gelato di Lereng Bukit Mojokerto

Gelato di Alas Gelato Trawas, Mojokerto, Jawa Timur.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal (Surabaya)

VIVA – Gelato adalah es krim khas Italia. Namun untuk menikmatinya tak perlu jauh-jauh berkunjung ke negara berjuluk Negeri Pizza itu. Di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, ada tempat kuliner yang menyuguhkan kudapan yang disukai banyak orang segala umur tersebut. Nama tempat kuliner itu adalah Alas Gelato Trawas.

Karyawan Toko Gelato Curi Uang Penjualan Puluhan Juta Pakai QRIS Palsu

Berada di lereng bukit dalam balutan suasana sejuk, Alas Gelato sukses menarik perhatian wisatawan karena konsep yang unik dan mengusung suasana kafe yang cozy modern.

Di sini, pengunjung bisa memilih 13 rasa gelato premium. Mulai dari Terang Bulan, Teh Tarik, Ijem Ayu, Sinom Alas, Nastar, Cookies n Cream, Gum de Masticare, Ketan Ireng, Cendol, Ferrero, Rujak, Vanilla hingga Pistachio.

Hadiri Agrofood Expo, William Wongso Kreasikan Dessert Khas Italia Berselera Nusantara

Rasa-rasa ini ekslusif hanya ada di Alas Gelato. Bahkan, dalam seminggu Alas Gelato mampu menghabiskan 500 cup. Seluruh bahan autentik tanpa perasa buatan. Misal untuk Gelato Ferrero, menggunakan cokelat asli Italia.

Soal harga sesuai dengan rasa. Cup ukuran 2 Oz dipatok Rp25 ribu untuk satu rasa, ukuran 4 Oz harga Rp35 ribu bisa memilih dua rasa, dan 5 Oz harga Rp45 ribu bisa mix tiga rasa. Menariknya, sebelum membeli, pengunjung bisa mencoba terlebih dahulu.

Apa Bedanya Es Krim dan Gelato?

Gelato di Alas Gelato Trawas, Mojokerto, Jawa Timur.

Photo :
  • VIVA/Nur Faishal (Surabaya)

"Belum ada lafe yang membuka gelato di sini, makanya kita ingin menjadi pioner. Nantinya Alas Gelato akan mengembangkan produk turunan, seperti affogato dan cake," kata Manajer Alas Gelato, Bella Lastanya, Minggu, 19 Desember 2021.

Menariknya lagi, pengunjung bisa menikmati gelato di beragam spot yang disiapkan. Salah satu spot favorit yang disediakan ialah Terowongan Alas, sebuah terowongan bercahaya sepanjang 200 meter yang diadopsi dari Nabana No Sato Illumination di Jepang.

"Idenya itu dari Jepang. Di Jepang itu kan banyak spot, kaya hutan. Hutan bambu aja jadi kafe atau pohon-pohon Sakura jadi spot foto. Di Jepang, terowongan itu antreannya ribuan orang," tandas Bella.

"Jadi, kita itu ingin membuat pengunjung enggak usah jauh-jauh ke Jepang, di Alas Trawas pun ada dan tak kalah menarik. Termasuk dekor-dekor di Alas Gelato ini mengangkat tema nuansa Jepang," sambungnya.

Agar benar-benar menyerupai Nabana No Sato Illumination di Jepang, lampu-lampu di Terowongan Alas diimpor dari China.

"Jadi sekarang orang Indonesia enggak usah jauh-jauh ke Jepang, di Alas Trawas aja sudah ada," tandasnya.

Alas Gelato Trawas, Mojokerto, Jawa Timur.

Photo :
  • VIVA/Nur Faishal (Surabaya)

Tak melulu soal pemandangan indah. Alas Gelato juga menyajikan ragam menu menggugah dan kekinian. Harganya juga ramah di kantong. Salah satu signature menu di kafe ini, selain gelato, adalah aneka kopi murni asli Trawas hasil tanam petani setempat. Ada juga minuman tradisional rempah seperti teh, secang dan lainnya. Pengunjung juga bisa memilih menu makanan lezat mulai soto ayam, bakso, aneka varian nasi goreng dan cemilan.

Owner Cafe Alas Trawas, Elvando, mengatakan, usaha ini buka perdana pada Agustus 2020 lalu. Sebelumnya, ia menyediakan track down hill bagi pesepeda. Ternyata, para bikers antusias menjadikan Alas Trawas sebagai jujukan. Pembangunan lafe selanjutnya dikebut secara bertahap.

"Awalnya dulu target kita memfasilitasi orang down hill. Sekarang mulai menengah ke bawah maupun menengah ke atas campur di sini," terang pebisnis muda yang baru memasuki usia 23 tahun tersebut.

Traffic pengunjung terbilang cukup tinggi. Karena konsep marketing mereka menggunakan media sosial. Banyak orang luar daerah penasaran. Terlebih saat weekend.

Kafe ini buka dari jam 07.00-09.00 WIB. Banyak pula pengunjung dari Surabaya dan Malang, bahkan luar provinsi yang singgah ke sana.

Selama pandemi, manajemen sengaja mengurangi kuota tempat duduk guna menjaga protokol kesehatan. Kini ia memiliki 44 pegawai dari warga lokal. Elvando sendiri juga berasal dari daerah tersebut. Ia membangun dan membuka lapangan kerja bagi warga sekitar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya