9 Macam Kopi, Nomor 7 Jadi Favorit Kaum Milenial

sorot kopi jawa barat - Biji kopi saat proses pengeringan
Sumber :
  • VIVA/Purna Karyanto

VIVA – Setiap biji kopi punya cita rasa dan aroma yang berbeda. Hal ini dipengaruhi faktor ketinggian tempat budi daya kopi hingga cara biji kopi itu diolah sebelum disajikan kepada kamu. Menurut sejarahnya, kopi pertama kali masuk ke Indonesia pada 1696 yang dibawa oleh pasukan Belanda dari India. Biji kopi pertama yang datang ke Nusantara adalah dari jenis kopi Arabika. Biji kopi Arabika ditanam di dataran tinggi di berbagai pulau, seperti Pulau Sumatra, Bali, dan Sulawesi.

6 Makanan yang Sebaiknya Dihindari saat Menikmati Secangkir Kopi

Biji kopi dari Indonesia mengalami masa kejayaan pada era 1700-an. Sayangnya pada 1876, perkebunan kopi arabika di Tanah Air mengalami kemunduran akibat serangan hama.Pada tahu  1900-an, datanglah biji kopi Robusta yang tahan hama. Hasil panennya lebih banyak, dan bisa ditanam di dataran rendah, sehingga dengan cepat menjadi komoditas ekonomi yang juga menjanjikan.

Menurut National Coffee Association (NCA) Amerika, kopi terbaik adalah jenis biji kopi yang berasal dari daerah yang berada di Sabuk Biji Kopi, yakni antara lintang 25 derajat Utara dan 30 derajat Selatan, salah satunya Indonesia. Ada 2 tipe utama, yakni kopi Arabika dan kopi Robusta. Namun untuk lebih jelas, simak 6 jenis kopi yang banyak dikenal di lapisan masyarakat.

Kenapa Vagina Wanita Bau Seperti Ikan Amis Busuk?

1. Kopi Arabika

Jenis biji kopi ini pertama kali ditemukan di Ethiopia, tapi kini sudah banyak dibudidayakan di belahan dunia lain, termasuk Indonesia. Keunggulan kopi arabika adalah aromanya yang khas, rasanya yang tidak terlalu asam, dan lebih rendah kafein dibanding kopi Robusta.Sayangnya, kopi Arabika hanya bisa tumbuh di dataran tinggi.

11 Rekomendasi Coffee Shop untuk Kerja di Jakarta Selatan

2. Kopi Robusta

Kopi ini bisa ditanam di dataran rendah dan tahan hama sehingga tidak memerlukan perawatan ekstra. Harganya relatif lebih murah dibanding Arabika, dan banyak dijadikan campuran pada kopi sachet. Kopi Robusta mengandung 50-60% kafein lebih banyak daripada Arabika.

3. Kopi Kolombia

Kopi Kolombia ini masuk ke dalam jenis Kopi Arabika. Tetapi, kopi ini hanya dikembangkan di Kolombia.

Rasanya juga lebih nikmat dari Kopi Arabika biasa, Toppers. Di beberapa negara, harga jenis kopi yang satu ini juga lebih mahal.

4. Kopi Jamaika

Di Benua Amerika lainnya, negara penghasil kopi sendiri adalah Jamaika. Kopi Jamaika punya kopi populer yang bernama Jamaica Blue Mountain.

Kopi ini terasa ringan, tidak pahit, dan terasa seperti krim. Kopi Jamaika ini punya rasa kelas premium yang membuat harganya juga mahal.

5. Kopi Gesha

Kopi Gesha adalah varian kopi yang sangat unik dan menarik, Toppers. Menurut para pecinta kopi jenis kopi yang satu ini memiliki cita rasa yang super dan luar biasa.

Kopi ini menghasilkan aroma jasmine dengan rasa buah-buahan seperti blueberry. Mangga, pepaya, dan jeruk

6. Kopi Liberika

Jenis biji kopi ini merupakan pengembangan dari Arabika dan pernah juga dicoba dibudidayakan di Indonesia karena lebih tidak rentan hama dibanding Arabika. Kopi Liberika kurang diminati oleh para petani kopi karena bobot biji kopi keringnya hanya 10% dari bobot kopi basah. 

7. Kopi Gayo

Kopi Gayo merupakan salah satu komoditas ekspor kategori kopi spesial asal Indonesia yang banyak diminati di mancanegara. Jenis biji kopi ini adalah Arabika yang dibudidayakan di Dataran Tinggi Gayo, Aceh. Kopi ini memiliki cita rasa yang gurih serta aroma yang harum dan khas.

8. Kopi Toraja

Jenis biji kopi ini datang dari Tana Toraja dan Enrekang yang berbukit-bukit serta memiliki dataran rendah yang cocok ditanami kopi Arabika (70%) dan Robusta (30%). Kopi Toraja dikenal dengan cita rasa dan aromanya yang khas. Selain itu, kopi ini juga memiliki rasa yang kompleks serta kekentalan yang kuat.

9. Kopi Luwak

Kopi Luwak merupakan jenis biji kopi yang unggul akibat adanya proses alamiah yang dialami biji kopi itu sendiri setelah tidak lagi berada di pohonnya. Ya, biji kopi dimakan oleh musang luwak, diproses melalui sistem pencernaan hewan tersebut, serta mengalami proses fermentasi selama kurang lebih 12 jam dalam perut musang luwak.

Biji kopi tersebut keluar dari tubuh luwak sebagai feses, tapi dipanen oleh petani kopi Luwak dan diolah agar aman diminum oleh manusia. Proses fermentasi in dipercaya membuat biji kopi Luwak memiliki aroma khas yang tidak bisa tergantikan oleh pemrosesan kopi oleh mesin sekalipun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya