Tiga Tingkatan Memasak Rendang di Minangkabau, Bikin Ngiler!

Rendang ala Dims The Meat Guy.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Kuliner – Rendang, mendengar namanya saja sudah menggugah selera. Apalagi dihidangkan saat perut sedang kosong. Cita rasa yang sungguh luar biasa lezat, bahkan kuliner ini pernah menjadi makanan terlezat dunia versi Cable News Network pada 2011 dan 2017. Datanglah ke Minangkabau, manjakan lidah kamu dengan renyahnya daging rendang. Sungguh banyak varian rendang yang bakal bikin kamu ketagihan. 

Merawat Silek Galombang 12 Batipuh Pitalah Bungo Tanjuang

Lalu, bagaimana cara memasak rendang yang baik, apa saja tingkatan yang harus dilakukan agar menghasilkan rendang dengan cita rasa yang sungguh lezat itu? Scroll ke bawah untuk mengetahuinya. 

Praktisi rendang asal Sumatra Barat, S. Metron Masdison mengulas, sedikitnya ada tiga tingkatan yang harus dilakukan dalam memasak rendang. Menurutnya, saat masih berkuah, itu bukan rendang, namanya adalah gulai. Jika lebih kental sedikit, namanya kalio. Baru setelah kering, namanya rendang. Artinya, rendang sejati adalah rendang yang paling rendah cairannya.

Menjelajahi Warisan Budaya Minangkabau di Museum Bustanil Arifin Padang Panjang

Namun kata Metron, secara umum, ada dua macam rendang, yaitu rendang kering dan rendang basah. Rendang kering, dimasak dalam waktu berjam-jam hingga santan mengering dan bumbu terserap sempurna. Rendang kering biasanya dihidangkan untuk perhelatan istimewa. Misalnya pada upacara adat, kenduri, atau menyambut tamu kehormatan.

Satu ton rendang dari warga Bukittinggi dan PMI setempat siap dikirim untuk para korban gempabumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Senin, 27 Agustus 2018.

Photo :
  • VIVA/Andri Mardiansyah
Olahraga Ini Ampuh Bakar Lemak Opor dan Rendang, Bye-bye Perut Buncit!

Metron bilang, rendang kering berwarna lebih gelap agak cokelat kehitaman. Jika dimasak dengan tepat, bisa bertahan tiga sampai empat minggu. Lalu, jika disimpan dalam kulkas bisa bertahan sebulan. Bisa tahan enam bulan jika dibekukan. Soal rasa tiada duanya, termasuk dibandingkan dengan rendang buatan Malaysia.

“Rendang basah itu disebut kalio. Lebih singkat waktu bertahannya. Rendang basah berwarna cokelat terang keemasan dan lebih pucat. Jenis ini terkenal pula di Malaysia. Di negeri tetangga itu, masaknya lebih singkat dan dikenal dengan Rendang Kelantan dan Rendang Negeri Sembilan. Memasaknya dengan menggunakan kelapa parut yang digoreng,” jelasnya.

Menurut Metron, di Belanda ternyata juga ada kalio. Penyajiannya sebagai lauk-pauk saja. Rendang bisa sampai ke sana karena Belanda lama menjajah Indonesia. Secara wilayah, di Minangkabau rendang terbagi dua, yaitu rendang darek dan pasisia.

“Darek artinya darat. Maksudnya, daerah seperti Bukittinggi dan Payakumbuh. Sementara itu, pasisia berarti pesisir. Misalnya daerah seperti Padangpariaman atau Pasaman,” ungkapnya.

Yang membedakan hanyalah bumbunya. Rendang darek memiliki bumbu yang lebih sederhana. Begitu juga cara memasaknya. Sedangkan di pesisir, bumbunya kaya dengan rempah sehingga aromanya lebih terasa. Namun, karena dianggap sebagai makanan adat, rendang diyakini berasal dari darat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya