Cepat Basi dan Picu Diare, Makanan Ini Tak Dianjurkan Dibawa Mudik

Makanan Mengandung Santan
Sumber :
  • vstory

VIVA Lifestyle – Jelang cuti bersama, banyak masyarakat yang bersiap untuk mudik lantaran ingin merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga tercinta. Kendati begitu, perjalanan darat menjadi salah satu pilihan dengan harga yang cocok di kantong masyarakat namun ternyata berisiko akan kebersihan hingga memicu bahaya penyakit.

Kejar Target Pembangunan, Pekerja Proyek IKN Mudik Diantar Pakai Hercules

Edukator Kesehatan Perhimpunan Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr. Tan Shot Yen, M.Hum menuturkan bahwa mudik dengan perjalanan darat atau laut bisa cukup nyaman asal mengutamakan kebersihan.

Sebab, salah sedikit akan kebersihan ini maka risiko anggota keluarga terinfeksi bakteri, termasuk anak. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

12 Ribu Penumpang Tercatat Mudik Melalui Terminal Poris Plawad Tangerang

"Jalan jauh jangan dapat oleh-oleh dengan anak mencret, diare karena faktor kebersihan. Misal mau bawa bekal, maka usahakan bekal tidak mengandung santan, itu lekas basi. Itu pertama," ujarnya dalam webinar beberapa waktu lalu.

Makanan khas lebaran.

Photo :
  • U-Report
Detik-detik Polisi Setop Ambulans Lawan Arus One Way, Ternyata Bukan Bawa Pasien Sakit

Makanan yang mengandung santan kerap menggiurkan rasanya namun tak tahan lama sehingga tidak dianjurkan dibawa selama perjalanan jauh.

Khusus pada anak usia bawah dua tahun yang masih fase Makanan Pendamping ASI (MPASI), maka riskan akan kontaminasi bakteri apabila makanan dibiarkan 2 jam di suhu ruangan.

"Anak baduta riskan sekali untuk kena kontaminasi bakteri. Terutama (makanan) sudah 2 jam di suhu ruangan. Jangan nekat masukan dalam cooler bag karena (jika suhunya) 5-60 derajat selsius maka tetap tempat kuman berkembang," imbuhnya.

Bubur Manado untuk MPASI

Photo :
  • Cookpad/By_nilu

Maka, dianjurkan melakukan pendinginan atau pemanasan suhu di bawah 5 derajat atau 60 derajat celsius namun tentu tak mudah.

Dokter Tan pun menyebut bahwa pilih jenis makanan yang awet hingga 6 jam lebih dan pisahkan dengan bungkus daun pisang.

"Jadi bawa apa? Bawa lauk yang tidak terkontaminasi. Seperti telur pindang, itu jauh lebih awet bisa 6 jam awet, dengan masih ada cangkang telur. Makanan ubi kukus, bawa nasi tapi nasi dibungkus daun, jadi tidak terpapar saat dibuka, karena sekali langsung habiskan," tambahnya.

Untuk yang memilih tak membawa bekal dan makan di tempat peristirahatan, Dokter Tan menganjurkan memilih yang terdapat dapur untuk memasak sehingga makanannya segar.

Makanan dibungkus oleh daun pisang.

Photo :
  • flickr

Selain itu, perhatikan tempat makan yang seharusnya dicuci di air mengalir.

"Makan di luar, pastikan rest area punya dapur. Dia betul-betul buat makanan di tempat dan perhatikan perabotan makan dicuci atau tidak. Diare bisa akibat dari makanan atau perkakas makanan," tambahnya.

Pemudik yang juga masih berpuasa di perjalanan jauh, tak dianjurkan mengonsumsi kopi atau teh saat sahur. Sebab, kedua minuman itu bersifat diuretik yang berisiko memicu tubuh dehidrasi yang berujung pada tubuh lemas saat perjalanan.

"Kopi teh sifatnya diuretik jadi pipis keluar cepet. Alih-alih jadi waspada dan nyaman akibat kopi berlebihan, itu bisa membuat jadi tidak fokus. Karena kopi juga stimulan, lebih daru 2 cup misal, malah jadi restless. Malah nggak awas dan ngantuk," tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya