- ist
VIVA Lifestyle – Bisnis kuliner telah menjadi salah satu sektor yang terus berkembang di Indonesia. Setiap tahun, pelaku bisnis kuliner baru bermunculan dan bersaing untuk menarik perhatian pelanggan dengan menu yang berbeda dan inovatif. Namun, untuk tetap eksis di dunia kuliner yang semakin kompetitif ini, pelaku bisnis kuliner perlu mengambil langkah untuk lebih profesional dan maju dalam bisnis mereka.
Seperti yang terlihat dalam pameran Franchise & License EXPO Indonesia (FLEI) yang diadkan di Jakarta Internasional Expo 5-7 Mei 2023. Scroll lebih lanjut ya.
Salah satu yang terlibat adalah Perusahaan kemitraan PT Berjaya Makmursukses Indotama. Pada kesempatan kali ini, BMI sebagai pemilik brand Teman Nongkrong dan Selera Bahari ingin mengajak para pengusaha bisnis kuliner menjadi mitra dan tumbuh bersama sejalan dengan misi untuk menciptakan dan melahirkan pengusaha kompeten dan profesional di bidang kuliner.
Bisnis kuliner yang diusung oleh PT BMI melalui brand Teman Nongkrong dan Selera Bahari berbeda dengan sistem lainnya. Dengan sistem bisnis Kemitraan, dimana tidak ada franchise fee dan royalti fee untuk Brand tersebut.
Sistem kemitraan ini akan sangat membantu pelaku bisnis kuliner melalui tidak adanya bagi hasil. Jadi, omset outlet mereka nantinya 100% milik mitra. Selain itu, sistem kemitraan yang digunakan PT BMI akan lebih terfokus untuk bekerja sama membangun brand mereka berada di level tertinggi.
Pada event ini juga Teman Nongkrong dan Selera Bahari akan memberikan harga spesial khusus mitra yang ingin bergabung di acara Pameran terbesar tahun ini. Mulai dari potongan harga 30 Juta sampai 60 Juta.
Ilustrasi Teman Nongkrong dan Selera Bahari
- BMI
Mencoba meluruskan stigma bahwa Kemitraan adalah jual beli putus pemilik brand dan mitra, PT BMI menegaskan bahwa sistem itu tidak ada dalam visi Misi mereka, karena membangun ekosistem bisnis kuliner tidak hanya membutuhkan biaya awal. Namun, menjaga dan mempertahankan brand itu sendiri pada level tertinggi juga sangat penting.
“Melalui momen pameran ini, kami ingin lebih dalam memperkenalkan brand Teman Nongkrong dan Selera Bahari kepada masyarakat. Kami yakin konsep dan sistem kemitraan kami akan disukai oleh para pelaku bisnis, dimana tidak adanya franchise fee dan royalti fee pada kontrak kerja sama kami.” Jelas Claudia Zevanya CMO PT BMI
“Selain itu, Mitra-mitra kami pun tidak dibebankan bagi hasil omset mereka, biaya administrasi dan monopoli Bahan Baku serta menu. Jadi, nantinya omset outlet 100% milik mitra” sambungnya.
Mereka juga memiliki semangat membangun perekonomian melalui produk-produk kami. Dengan memaksimalkan potensi sumber daya manusia, mereka berharap bisa menjadi salah satu perusahaan yang dapat menyerap tenaga kerja secara luas.
“Visi Misi kami pun sudah jelas, dengan adanya brand Teman Nongkrong dan Selera Bahari, kita ingin semakin memperluas jangkauan bisnis para pengusaha dan melebarkan kesempatan lapangan kerja kepada banyak orang” Terang Chandra Hidayat CEO PT BMI. “staff Profesional dan hebat kami pun akan melayani dengan sepenuh hati agar memberikan kesan dan pengalaman terbaik kepada mitra-mitra kami,” ujar Chandra Hidayat.
Ilustrasi bisnis kuliner.
- Unsplash
Walaupun Teman Nongkrong dan Selera Bahari memiliki predikat brand baru dan berusia 1 tahun, namun kesuksesan mereka sudah terlihat jelas. Mulai dari Jakarta, Aceh, Medan, Bogor, Makassar hingga Papua outlet mereka sudah berhasil memberikan dampak besar di Industri kuliner Nusantara.
“Dengan pencapaian kami sejauh ini melalui Teman Nongkrong dan Selera Bahari, kami sangat yakin mitra akan tertarik untuk ikut melanjutkan kesuksesan brand ini bersama," ujar Chandra Hidayat, CEO PT BMI.
Acara yang akan berlangsung mulai dari 5-7 Mei 2023 di Jakarta Internasional Expo memang menjadi kesempatan bagus bagi masyarakat yang ingin mencari bisnis kemitraan kuliner. Mengingat bisnis kuliner selalu menjadi pilihan investasi dalam proyeksi keuntungan sangat baik. Apalagi, Teman Nongkrong dan Selera Bahari menjadi salah satu brand yang memiliki konsep, sistem dan menu terbaik hasil dari analisis pasar profesional.
