Pakar Teh: Budaya Ngeteh di Indonesia Semakin Luntur

Teh hijau.
Sumber :
  • iStock

VIVAlife - Siapa yang tak kenal dengan teh? Minuman berusia ribuan tahun ini begitu digemari di seluruh dunia. Tak hanya cita rasanya yang lezat, teh juga dicari karena khasiatnya yang mampu menenangkan saraf dan memberikan energi tambahan.

Teh pertama kali masuk Indonesia pada abad ke-18. Sejak itu, budaya minum teh pun mengakar hingga saat ini. Tak hanya Indonesia, banyak negara yang juga memiliki budaya minum teh kuat, seperti Jepang dan Korea yang memiliki upacara minum teh serta Inggris yang memiliki  tradisi breakfast tea. Teh pun menjadi budaya yang dibanggakan oleh banyak negara.

"Kalau bicara teh, banyak orang yang tidak tau bahwa teh itu sejarahnya tua. Teh pertama kali dikenal di China sekitar 5.000 tahun yang lalu," ujar Ratna Somantri, Tea Connoisseur atau pakar teh, kepada VIVAlife saat ditemui di bilangan Senayan, Jakarta, 14 Januari 2015.

Ratna lalu menuturkan kisah teh yang dibawa oleh China ke seluruh penjuru dunia, mulai dari Jepang, Korea hingga ke Indonesia. Menurutnya, tak membutuhkan waktu lama teh menjadi komoditas populer yang kala itu hanya dapat dinikmati oleh para raja dan bangsawan.

"Ketika itu bangsawan Eropa juga sangat mencari teh yang harganya mahal. Mereka tidak bisa menanam teh karena tanahnya tidak cocok," kata Ratna yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Bidang Promosi Dewan Teh Indonesia.

Di Indonesia, teh pertama kali ditanam oleh Belanda di tanah Jawa. Mereka lantas menemukan bahwa tanah Indonesia sangat cocok untuk budidaya teh. Pada abad ke-18, teh hasil budidaya Indonesia pun diekspor ke Eropa.

"Bisa dibayangkan betapa bergengsinya teh Indonesia yang saat itu menjadi minuman para bangsawan Eropa," tambah Ratna.

Sayangnya, saat ini budaya minum teh di Tanah Air mulai luntur dan kalah dengan minuman lain seperti kopi, misalnya. Menurut Ratna, anak muda Indonesia juga menganggap teh tidak keren dan merupakan minuman orangtua.

"Indonesia juga belum punya merek teh premium seperti negara-negara lain. Kebanyakan teh produksi Indonesia lebih banyak yang diekspor, lalu dibeli perusahaan teh luar, diblend dan diberi merek, tapi jarang diberitahu ke konsumen bahwa teh yang dipakai itu teh dari Indonesia," jelas Ratna. (one)

Baca juga:

Kolaborasi Unik Kopi Pahit Dengan Red Velvet

Salah Kaprah Tentang Penyajian Teh

Saat menyeduh, jangan biarkan daun teh berada dalam air terus-menerus.

img_title
VIVA.co.id
2 Agustus 2016