Soto Kerbau Kudus, Akulturasi Budaya Islam, Hindu & Tiongkok

Pemilik soto Kudus kerbau, Jawa Tengah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dody Handoko
VIVA.co.id
Akhirnya Letkol Danu Resmi Jadi Komandan Pasukan Tengkorak Kostrad TNI Gantikan Raja Aibon Kogila
- Soto kerbau adalah kuliner khas kota Kudus, Jawa Tengah. Semangkuk nasi soto berisi irisan daging kerbau, mie putih, tauge, kol, butiran kacang kedelai, ditaburi daun seledri, dan bawang goreng. Selain itu, disiram kuah dari kaldu kerbau yang panas dan dilengkapi dengan bumbu dan aroma rempah-rempah yang khas.

Mitsubishi Fuso Resmikan Diler 3S Baru di Morowali
Di dalam soto kerbau terdapat gambaran budaya Kudus yang berwarna, percampuran tradisi Hindu, Jawa, dan Tionghoa. Warisan budaya agama Hindu Jawa dengan simbol berupa daging kerbau. Bagi masyarakat Kudus, hewan sapi dianggap sebagai hewan suci, sebuah larangan besar untuk disembelih dan dimakan. 

Erick Thohir Buka suara soal Dugaan Pemain Naturalisasi Dibayar Bela Timnas Indonesia
Pada masa penyebaran agama Islam di tanah jawa, khususnya di daerah Kudus, untuk menghargai dan menjunjung tinggi sikap menghormati antar pemeluk agama Hindu dan umat Islam, Sunan Kudus melarang sapi untuk dijadikan santapan, meski dari sisi syariah Islam dihalalkan. Sebagai gantinya adalah hewan kerbau. 

Budaya Hindu telah hilang pengaruhnya kurang lebih 500 tahun yang lalu, tetapi kebiasaan tidak makan sapi menjadi tradisi sampai kini di Kudus. 

Kuah adalah representasi budaya jawa yang tampak mendominasi dalam semangkuk soto kerbau. Berwarna bening, sedikit berminyak dan tarikan rasa asam Jawa. Bumbu-bumbu yang digunakan pun bercitarasa Jawa, seperti penggunaan kemiri dan perasan jeruk limau.

Cara dihidangannya bisa dipilih, nasi langsung dicampur dengan kuah sotonya atau terpisah. Penyajian yang asli adalah nasi langsung dicampur dengan soto kerbau. Hal ini sesuai dengan selera Jawa yang selalu menjadikan nasi sebagai makanan pokok.

Soto kerbau Kudus, Jawa Tengah.

Soto kerbau di Kudus, Jawa Tengah. (VIVA.co.id/Dody Handoko)

Unsur Tiongkok terlihat dari penggunanaan serbuk koya dan bawang putih goreng. Serbuk koya adalah budaya kuliner Tionghoa peranakan. Serbuk ini terbuat dari santan kelapa yang dikeringkan, berfungsi sebagai penyedap rasa dan penambah tekstur. 

Masakan Jawa biasanya menggunakan bawang merah yang di goreng, bukan bawang putih. Namun di soto kerbau, bawang putih goreng dijadikan campuran. Dari pertemuan tiga budaya dalam semangkuk soto kerbau,  tercipta cita rasa yang khas dan membumi. Oh iya, harga semangkuk soto kerbau ini dijual Rp15 ribu per porsi.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya