Dibuka Restoran Futuristik Tanpa Pelayan dan Kasir

Restoran eatsa
Sumber :
  • Instagram/eatsarestaurant
VIVA.co.id
- Kemajuan teknologi saat ini tak bisa dipungkiri semakin mempengaruhi dunia kuliner. Hal itu ditandai dengan menjamurnya restoran-restoran berbasis teknologi di seluruh dunia yang memermudah para konsumen.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah restoran bergaya Automat yang baru saja dibuka di San Francisco pada 31 Agustus 2015 lalu.

Dinamakan Eatsa, restoran berkonsep futuristik tersebut memiliki suasana era digital yang kental. Demikian dilansir dari Fox News.

Saat masuk ke dalamnya, pengunjung tidak akan menemukan antrean, meja serta kursi yang penuh, melainkan ruangan besar yang lega dengan layar raksasa di satu sisi serta belasan iPad yang tersedia.
Mengunjungi Tempat Seru Bagi Pencinta Kucing dan Es Krim

Restoran ini juga tidak memiliki kasir dan staf atau pelayan yang lalu lalang. Pengunjung dapat memesan menu hidangan melalui iPad dengan menggesekkan kartu kredit.
Sensasi Mencicipi 'Chilli Crab' di Tepi Pantai

Setelah itu, pengunjung bisa memilih menu hidangan yang terlihat di layar iPad. Setiap menu dilengkapi dengan penjelasan rinci mengenai bahan-bahan pembuatnya, jumlah kalori serta kandungan nutrisi di dalamnya.
Lima Restoran di Jakarta yang Nge-hits di Tahun 2015

Pengunjung juga dapat menambahkan bahan atau topping tambahan sesuai selera hanya dengan menekan layar iPad.

Sesuai dengan konsepnya, menu-menu yang tersedia seluruhnya merupakan quionoa bowl yang rendah lemak dan kalori serta menggunakan ragam jenis sayuran segar.

Yang membedakan ialah topping serta sausnya. Beberapa menu tersebut antara lain quinoa bergaya India dimasak dengan kari, bento quinoa bergaya Jepang hingga Meksiko berupa burrito. Rata-rata harga menunya sebesar $7 atau sekitar Rp 99 ribu.

Setelah menentukan pesanan, pengunjung dapat melakukan check out dan menunggu pesanan muncul. Mereka bisa melihat nama serta menu pesanan mereka di daftar waiting list yang tertera di layar LCD raksasa.

Seluruh pesanan pengunjung bisa diambil di dalam kotak-kotak berwarna putih bernama cubby yang sebelumnya berubah menjadi gelap sehingga pengunjung tak akan melihat staf restoran meletakkan pesanan tersebut di dalam kotak.

Sang co-founder restoran, Scott Drummond mengatakan lokasi restoran di San Francisco adalah awal dari konsep-konsep yang ia harapkan mampu merevolusi ide 'makanan cepat saji'.

"Tujuan kamu adalah mencoba konsep dan meningkatkan skala, membuatnya tersedia untuk pasar-pasar yang berbeda secepat mungkin," ujar Drummond.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya