Daging Marmut Ternyata Juga Makanan Populer

Ilustrasi masakan daging
Sumber :
  • Freewallpaper
VIVA.co.id
Yuk, Kulineran Sambil Nonton Layar Tancap di Pasar Senggol
- Marmut, yang juga disebut
guinea pig,
Foodigitalpreneur, Cara Zomato Ajak Pebisnis FnB Melek Tren Digital
adalah spesies hewan pengerat yang telah lama menjadi hewan peliharaan yang menggemaskan. 
Namun, di dalam budaya masyarakat Andes Amerika Selatan, marmut merupakan sumber protein yang menjadi hidangan tradisional populer.
Akhir Pekan, Waktunya Icip-icip 5 Kuliner Yummy di Jakarta

Di sana, marmut disebut dengan cuy, cobayo atau conejillo de indias. Pada zaman dahulu, marmut merupakan hidangan kaum bangsawan. Hewan ini juga dikorbankan oleh seseorang yang datang ke peramal untuk mengetahui nasibnya di masa yang akan datang. Demikian dilansir dari Daily Meal.

Dewasa ini, marmut telah disebut-sebut oleh banyak ahli nutrisi sebagai hidangan yang menyehatkan.

Bahkan masyarakat Peru pun telah mengonsumsinya sejak 5.000 tahun yang lalu. Saking digemarinya, Peru memiliki hari libur nasional marmut yang dirayakan setiap tahun pada hari Jumat kedua di bulan Oktober.

Selain Peru, masyarakat Colombia dan Ekuador juga terbiasa menyantap daging marmut. 

Marmut biasanya disajikan dalam bentuk utuh tanpa dipotong-potong setelah dipanggang atau dibakar dengan deretan bumbu. Cita rasa daging marmut sering disandingkan dengan daging unggas dan kelinci.

Di daerah Arequipa, terdapat hidangan daging marmut yang luar biasa populer. Dinamakan cuy chactado, hidangan ini terdiri dari daging marut goreng yang dimasak hingga renyah, lalu disajikan bersama kentang dan jagung. 

Sementara itu, masyarakat Andes jarang membeli hewan marmut untuk disembelih dan dikonsumsi. Itu karena marmut sering dijadikan mas kawin dan hadiah untuk anak, tamu hingga pengantin baru.

Meski banyak dipelihara di rumah-rumah penduduk di sana, marmut tak pernah dianggap sebagai hewan peliharaan, sama seperti ayam. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya