Cara Tiga Pujangga Melawan Kejamnya Kabut Asap

Sastrawan Lampung di Belanda
Sumber :
  • VIVA / Bayu
VIVA.co.id
Ahmad Tohari: Karya Sastra Indonesia Sepi Peminat
- Tiga sastrawan Lampung tampil di hadapan civitas Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Rotterdam, Minggu, 8 November 2015 di Belanda. Ketiganya adalah Juperta Panji Utama, Isbedy Stiawan ZS, dan Arman AZ, di acara itu mereka membacakan puisi-puisi tentang kabut asap.

Dominica Court Lifts Same-sex Relationship Ban

Menurut Isbedy, kabut asap yang melanda sebagian Sumatera dan Kalimantan merupakan bencana nasional. "Maka kami berkewajiban menyoal hal ini dalam puisi dan diskusi di hadapan mahasiswa Indonesia di Rotterdam," katanya.
Mendag Zulhas Tegas Tolak Impor Bawang Merah di Tengah Lonjakan Harga


Masalah asap yang ada setiap tahun di Indonesia, terjadi karena lemahnya kontrol penguasa terhadap pengusaha atau pemilik lahan. Jika pengusaha dikontrol dan ada ancaman berat, niscaya pembakaran lahan tak ada hingga mengganggu masyarakat, sesuatu yang dianggap kejam.


Juperta Panji menekankan, bencana kabut asap disebabkan gagal paham negara dan pengusaha tentang cara menjaga lingkungan. "Ini yang harus dibereskan," ujarnya.


Hadir pada acara itu, Presiden PPI Rotterdam, Andie Wicaksono dan warga Indonesia yang sudah menetap 15 tahun di sana, serta mahasiswa Indonesia dari Universitas Erasmus Rotterdam. Penampilan Isbedy dan Juperta mendapat tepuk tangan meriah.


Sementara Panji hari itu tampil penuh gurau namun dibarengi kritik, ditemani puisi-puisi yang nyentil. Andie menyampaikan rasa salutnya pada para sastrawan itu. "Apalagi mereka tampil dengan penampilan memukau," katanya. Usai penyerahan cinderamata, acara ini dilanjutkan pemutaran film dokumenter, berjudul Van der Tuuk.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya