Akhiri Imlek, 5000 Lontong Cap Go Meh Dibagikan Gratis

Lontong Tjap Go Meh di Kelenteng Eng An Kiong, Malang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dyah Ayu Pitaloka (Malang)
VIVA.co.id
Menjajal Nikmatnya Surf n' Turf Olahan Chef Buli
- Ratusan orang mengantri untuk mencicipi lontong Cap Go Meh yang disajikan gratis di Kelenteng Eng An Kiong, Malang sepanjang Senin, 22 Februari 2016. Lontong disajikan mirip dengan ketupat dan opor ayam saat lebaran. Bedanya, lontong dimasak dengan bungkus daun pisang yang dikancing di dua ujungnya.

Yuk, Jelajahi Kuliner Nusantara di Sini
"Ini menghabiskan sekitar 500 ekor ayam, 350 kilo rebung, 3000 lontong dan 3000 telur ayam," kata Bonsu Anton Tryono, rohaniwan Konghucu di Kelenteng Eng An Kiong, Senin, 22 Februari 2016.

Kreasi Kuliner Paduan Eropa dan Madiun, Sandwich Pecel
Seluruh bahan makanan tersebut disajikan dalam satu piring dan disantap dengan kuah santan layaknya opor ayam. Rebung dipotong tipis dinikmati bersama telor dan daging ayam dengan kuah yang gurih. Bagi penyuka pedas ada sambal yang sudah dimasak matang. "Lontong Cap Go Meh tak pakai daging babi karena ini untuk semua orang," katanya menambahkan.

Lontong Cap Go Meh bisa dinikmati sepanjang hari Senin hingga stok lontong habis. Pada sore hari, umat Kelenteng akan bersembahyang pada tanggal 15 imlek dilanjutkan dengan hiburan barongsai dan wayang orang. "Cap Go Meh ini untuk merayakan tanggal 15 pertama di tahun yang baru, sekaligus menutup imlek," katanya.

Menurutnya, tradisi lontong Cap Go Meh tak ada di Tiongkok. Tradisi ini hanya berkembang di Indonesia sebagai bentuk perwujudan syukur sekaligus merayakan dan mengakhiri tahun baru imlek. "Ini seperti kupatan kalau hari raya Idul Fitri," ujarnya menjelaskan.

Bedanya, jika ketupat menggunakan janur dan dibentuk seperti persegi empat, sedangkan lontong Cap Go Meh dibentuk panjang dengan dikancing menggunakan lidi di dua ujungnya. Lontong tersebut melambangkan harapan dan doa umat Konghucu untuk mendapatkan rejeki yang penuh dan tak bocor sepanjang tahun. 

"Itu mengapa kami kancing rapat di dua ujungnya, harapannya agar rejeki terisi penuh seperti badan lontong yang bantal dan tak bocor."

(mus)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya