Cerita Pedagang Terompet Musiman Jelang Tahun Baru

Terompet Tahun Baru
Sumber :
  • VIVA.co.id/Diza Liane Sahputri

VIVA.co.id – Perayaan Tahun Baru tinggal menghitung hari. Banyak cara dilakukan untuk merayakannya, salah satunya dengan gegap gempita suara terompet.

Terompet Unik dari Daun Janur, Cara Warga Banyumas Sambut Tahun Baru

Sudah sejak lama, Tahun Baru identik dengan suara terompet. Ternyata, hal ini membuat banyak pedagang, beralih menjadi berjualan terompet, khusus di bulan Desember saja.

Salah satunya Andri, yang biasanya berjualan mainan dan balon di sekitaran Jakarta-Kota. Namun, dengan banyaknya minat akan terompet di Tahun Baru, ia tak segan-segan beralih profesi sejenak menjadi pedagang terompet musiman.

KAI Tolak 10.432 Penumpang saat Libur Natal, Ini Alasannya

"Lebih menguntungkan. Keuntungannya bisa sampai separuh dari jualan mainan biasa," ujar Andri, pada VIVA.co.id di kawasan Kota, Jakarta, Selasa 27 Desember 2016.

Biasanya, Andri membeli terompet sebanyak 100 lusin dari pemasoknya langsung di sekitaran Karawang maupun Bekasi. Tahun ini, ia menjual empat jenis terompet yakni terompet kertas biasa, terompet kertas dengan tiupan atom, terompet berbentuk naga dan ayam.

Jalur Puncak Bogor Padat Merayap Diserbu Wisatawan Jelang Libur Natal

"Naga dan ayam lagi tren tahun ini. Dibungkus pakai spons dan tiupannya pakai ‘atom’. Satunya Rp30 ribu, selusin Rp170 ribu. Kalau terompet kertas biasa, sekitar Rp5 ribu hingga Rp9 ribu," ucapnya melanjutkan.

Andri mengaku mulai menjajakan terompet sejak 25 Desember 2016 kemarin dengan harapan akan habis pada 31 Desember 2016 (malam tahun baru). Ia berharap agar keuntungannya bisa semakin meningkat dari penjualannya tahun ini.

"Kayaknya sih menurun, apalagi biasa banyak pesanan hotel, sekarang enggak. Semoga aja bisa makin laku dan meningkat penjualannya," kata dia.

Terompet Tahun Baru

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya