Patok Harga Tak Wajar, Warung Lesehan di Yogya Ditutup

Warung lesehan di Yogyakarta yang ditutup
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Sebuah warung lesehan di kawasan Malioboro, Yogyakarta tampak kosong dan tidak ada penjualnya. Padahal di sekitar warung lesehan tersebut banyak pedagang yang berjualan dan juga pembelinya.

Resep Otentik Keraton Yogyakarta Dipromosikan di Houston

Di warung lesehan beratap terpal warna hitam tersebut terdapat kertas yang digantung dengan tulisan warna hitam. Tulisan itu berbunyi, “Lesehan Intan Ditutup karena Pelanggaran Harga”.

Warung lesehan tersebut ditutup lantaran pemilik warung mematok harga selangit atau istilah orang Jawa, nuthuk konsumen dengan harga yang tak wajar, sehingga merugikan konsumen yang berwisata ke Malioboro.

Mencecap Nasi Goreng Kambing Pliket Butet Kertaradjasa

Kesal dengan ulah pedagang tersebut, kuitansi makanan dari pedagang warung lesehan tersebut diunggah ke media sosial dan akhirnya menjadi viral dan membuat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Kawasan Malioboro turun tangan dan menutup warung lesehan tersebut.

Kuitansi yang diunggah ke media sosial menunjukkan, tiga porsi bebek goreng dibanderol dengan harga Rp96 ribu, ayam goreng empat porsi Rp120 ribu, gudeg ayam dua porsi Rp90 ribu, nasi putih tujuh porsi Rp80 ribu, segelas lemon tea Rp9.000, dua gelas es jeruk Rp18 ribu dan empat gelas teh panas Rp32 ribu.

Menikmati Ayam Kenduri di Tengah Hamparan Sawah Hijau

Kepala UPT Malioboro Yogyakarta, Teguh Syarif langsung turun tangan dan memanggil pemilik warung lesehan tersebut terkait hal itu. "Pemilik warung lesehan mengakui harga yang tertera di kuitansi sama dengan harga yang terpasang di papan informasi tempat lesehan. Tapi harga tersebut tidak wajar. Mosok teh harga Rp8.000, kalau Rp3.000 atau Rp4.000 wajar," katanya, Jumat, 30 Juni 2017.

Dia menjelaskan bahwa pemilik warung lesehan memang sering 'nakal' dengan mematok harga tidak wajar dan masuk daftar hitam salah satu warung lesehan yang harus ditindak tegas. "Tak hanya waktu Lebaran saja, namun di waktu biasa juga mematok harga tak wajar," ucapnya.

Atas tindakan 'nakal' tersebut, pihaknya langsung menutup warung lesehan itu dan tidak diizinkan berjualan lagi. Sebab, jika dibiarkan akan makin memperburuk citra pariwisata Yogyakarta.

Berbagai pungutan liar selama libur Lebaran di Yogyakarta terutama tarif parkir juga marak diunggah oleh netizen ke media sosial. Namun, hingga saat ini belum ada langkah konkret dari Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta meski sudah ada perda tentang retribusi parkir di Kota Gudeg tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya