Serabi Menor, Kue Kekinian yang Jadi Tren di Semarang

Serabi Menor khas Semarang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id – Bicara serabi khas Solo, semua orang pasti tertuju pada serabi Notosuman  yang legendaris ada di kampung Notosuman, Serengan, Solo. Kuliner yang tidak menggunakan kuah santan dalam menyantapnya itu bahkan telah lama membuka cabang di sejumlah daerah, Semarang salah satunya.

Terungkap, Ini Menu Makanan Sunda Favorit Chef Renatta

Di Kota Semarang, cabang serabi Notosuman telah ada di sejumlah tempat, seperti di Jl Thamrin serta wilayah Ngaliyan. Meski telah melegenda, jajanan oleh-oleh itu tetap berinovasi dengan olahan baru. Salah satunya kreasi Serabi Menor.

Ya, serabi Menor terbilang baru nge-hits di kota berjuluk lumpia ini. Kreasi serabi teranyar itu memiliki perbedaan mencolok dari serabi original Notosuman yang otentik dengan cita rasa polos dan cokelat. Serabi Menor memiliki lima varian rasa, yakni keju cokelat, pisang, nangka dan original menor.

Sambut Tahun Baru Beragam Makanan Jadi Simbol Harapan

Sinta Listiana, seorang penjual serabi Menor menyebut, penamaan serabi Menor dipilih lantaran teksturnya yang cantik. Kata Menor biasanya identik dengan warna make up yang tebal. Maka olahan serabi Menor lekat dengan warna-warni jenis rasa yang memikat.

"Serabi Menor ini memang terbilang baru jadi tren di Semarang, karena varian ini adanya di cabang Semarang," kata Sinta kepada VIVA co.id, Jumat, 8 September 2017.

"Super Jorok" 5 Nama Menu Tradisional Ini Gak Kalah Heboh dari Klepon

Terkait rasa, serabi Menor tak jauh dari serabi Notosuman dengan kecenderungan rasa gurih. Bahan utamanya pun sama, yakni tepung beras, santan, gula dan garam. Bedanya, varian rasa yang ditambahkan, seperti? keju cokelat, pisang, nangka dan original.

Untuk memasak serabi Menor juga terlihat unik. Adonan bumbu utama itu dituangkan ke dalam 18 wajan kecil-kecil dengan tungku besar selama dua menit. Untuk sekali masak, jumlah serabi yang dihasilkan berjumlah 18 potong.

Cara membungkus serabi Menor juga cukup khas dengan menggunakan kotak dan alas daun pisang. Serabi matang lalu digulung dengan daun pisang sehingga antar serabi tidak lengket di dalam kotak dan memudahkan pembeli untuk menyantapnya.

"Letak keindahan serabi Menor itu sebelum digulung. Karena tekstur asli rasa serabi yang cantik kelihatan," kata wanita generasi ke-4 pembuat serabi Notosuman itu.

Harga serabi Menor sendiri cukup terjangka. Khusus serabi Menor original Rp3 ribu per buah. Sementara varian anyarnya, yakni rasa coklat, keju, nangka dan pisang Rp4 ribu.?

Di Semarang, warung serabi Menor dijual oleh anak Sinta Listiana yakni Nyonya Soesi dengan enam karyawan. Warung serabi baik di Jl Thamrin maupun di Ngaliyan buka setiap hari dari jam 06.00 WIB sampai 17.00 WIB.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya