- Pixabay
VIVA – Si kecil Anda mengamuk karena janji mengajaknya berenang di hari Minggu tiba-tiba Anda batalkan. Sudah setengah mati menjelaskan padanya bahwa cuaca sedang mendung, khawatir hujan, tapi ia tak mau mengerti.
Anda mencoba membujuknya dengan menemani bermain lego. Alih-alih duduk tenang. Teriakannya justru semakin kencang. Sambil terus menangis, tangan kecilnya lincah menyambar benda apa saja, termasuk brick lego, dan dilemparkannya ke segala arah.
Apakah kemarahan pada anak itu normal? Melihat di usia kecilnya sangat agresif, akankah ketika dewasa anak menjadi seorang pemarah?
Jangan cemas dulu. Frustrasi dan kemarahan adalah emosi yang normal pada anak. Mereka membutuhkan pelampiasan fisik yang kuat ketika perasaannya tidak nyaman. Demikian penjelasan dari Heather Shumaker, penulis buku tentang parenting seperti dikutip dari laman Parenting.com.
Jadi setiap kali anak marah, mulai sekarang Anda perlu menganggap sebagai sesuatu yang normal. Selanjutnya, untuk meredakannya, Anda dapat melakukan tips sederhana ini. Tujuan mendasarnya adalah seperti yang tadi dijelaskan, menyediakan pelepasan fisik untuk mengekspresikan kemarahan.
1. Ajak ia jalan-jalan. Tidak harus ke luar ruangan jika tak memungkinkan (tapi di luar lebih baik). Bimbing ia berkeliling ruang tamu atau ruang keluarga, selama beberapa menit. Tujuannya adalah untuk mengalihkan perhatian anak. Jeda waktu akan membantu perasaannya lebih dingin, hingga amarah reda.
2. Masuk ke ruang tertutup, seperti kamar mandi, dalam lemari, atau ruang bawah tanah (jika ada). Biarkan dia berteriak sepuasnya, tanpa didengar orang lain. Setelah emosinya menurun, beri ia pelukan dan jelaskan tentang bahaya jika tetap pergi di tengah cuaca mendung.
3. Bawa ia mengelilingi rumah. Ulangi bila perlu. Angin luar akan memberikan stimulasi kesegaran.
4. Jika di dekat rumah Anda ada pohon, bawa ia ke sana. Pelampiasan amarah dengan melempar sesuatu ke pohon, cukup efektif untuk meredakan emosi. Dengan begitu, ia juga tidak akan melukai siapa pun. (ase)
