Tak Hanya Sehat, Ini Alasan Lain Anak Harus Sarapan Bergizi

Bekal makan anak
Sumber :
  • pixabay/takazart

VIVA – Pentingnya sarapan tentu sudah tidak perlu diragukan lagi. Tak hanya sebagai sumber tenaga untuk beraktivitas seharian, tapi juga asupan nutrisi yang diperlukan tubuh.

Mendidik Generasi Tangguh: Tips Dokter Aisah Dahlan Cegah Anak Terjerumus Liberalisme

Namun sayangnya, manfaat sarapan tak dirasakan secara merata oleh masyarakat Indonesia, terutama anak-anak. Data menunjukkan, 66 persen anak lndonesia sarapan dengan gizi yang kurang memadai.

Di samping itu, sebanyak 76,1 persen anak di lndonesia juga mempunyai nilai Mutu Gizi Pangan (MGP) yang sangat kurang. Data lni merupakan hasil survei yang telah dilakukan oleh Pergizi Pangan.

Mona Ratuliu Ungkap Pentingnya Bergaul Lahir Batin dengan Anak

"Kalau makan pagi, mungkin banyak yang sudah makan pagi. Tapi kalau sarapan dengan gizi yang seimbang itu yang masih kurang didapatkan oleh anak-anak Indonesia," ujar Prof. dr. Hardiansyah, MS., dari Pergizi Pangan, saat kampanye Energen Berbagi Sarapan Sehat, di SDN 01 Menteng Jakarta Pusat.

Padahal, lanjut dia, sarapan memiliki peran yang sangat penting untuk mendapatkan asupan makanan. Hal ini dibutuhkan untuk membentuk energi yang diperlukan untuk beraktivitas sepanjang hari dan membantu anak lebih berkonsentrasi dalam belajar.

Ajak Si Kecil Main Berkualitas di Akhir Pekan, Coba 4 Trik Ini Moms

Sementara itu, Dr. Ulul Albab SpOG dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menjelaskan, sarapan idealnya memenuhi 10-15 kebutuhan gizi harian. Ulul menerangkan,  anak yang terbiasa sarapan pagi akan memiliki kemampuan berkonsentrasi yang lebih baik dari pada anak yang tidak terbiasa sarapan pagi, sehingga prestasinya dapat meningkat.

"Jika anak tidak sarapan, biasanya mereka akan merasa lemas atau lesu sebelum tengah hari. Hal ini akan menyebabkan anak sulit berkonsentrasi dan berpikir di dalam kelas. Tubuh dan otak manusia membutuhkan asupan makanan yang bernutrisi di pagi hari," kata dia.

Untuk itu, butuh perubahan pola pikir untuk mengubah kebiasaan sarapan, khususnya bagi anak Indonesia. Menurut dia, butuh kampanye dan aturan dari pemerintah untuk mengurangi angka kurangnya sarapan bergizi pada anak Indonesia. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya