Sembilan Tipe Temperamen Anak, Si Kecil Anda yang Mana?

Anak bermain
Sumber :
  • Pixabay/ Bess-Hamiti

VIVA – Dalam mengasuh anak, kita sebagai orangtua perlu memahami tipe temperamen anak. Temperamen ini ibarat warna dasar yang memengaruhi perilaku anak sehari-hari, dalam merespons hal-hal yang terjadi di sekitarnya.

Mendidik Generasi Tangguh: Tips Dokter Aisah Dahlan Cegah Anak Terjerumus Liberalisme

Makna temperamen merujuk pada gaya atau perilaku seseorang dan cara khasnya memberi tanggapan. Keberadaan temperamen ini melibatkan faktor genetis, atau bawaan lahir. Sebagai contoh, kita bisa melihat beberapa individu cenderung bertemperamen aktif, sedangkan yang lainnya tenang, ketika sedang berhadapan atau menanggapi sesuatu. Nah, dari contoh sederhana ini kita bisa melihat adanya variasi temperamen.

Dalam lingkup psikologi, ada sembilan tipe temperamen yang dipopulerkan oleh Stella Chess dan Alexander Thomas.

Mona Ratuliu Ungkap Pentingnya Bergaul Lahir Batin dengan Anak

1. Level aktivitas
Tipe temperamen ini mengacu pada energi fisik anak. Apakah ia cenderung aktif bergerak atau memiliki pembawaan yang lebih relaks.

Identifikasi anak aktif bergerak, bisa dengan memperhatikan, misalnya ia kesulitan untuk duduk tenang di dalam kelas. Ia senang melompat-lompat, berlarian ke sana-sini, yang melibatkan motorik kasarnya.

Ajak Si Kecil Main Berkualitas di Akhir Pekan, Coba 4 Trik Ini Moms

Sedangkan anak dengan pembawaan santai, ia biasanya lebih cepat bertoleransi dengan lingkungan secara terstruktur. Sifat ini dapat merujuk pada aktivitas mental, seperti menggambar, melukis, atau membaca.

Anak belajar di sekolah.

2. Keteraturan
Mengacu pada rutinitas dalam fungsi biologis anak. Ia memiliki pola yang teratur, seperti kapan pergi tidur, kapan bangun tidur, buang air besar, begitu juga dengan pola makan dan hal-hal lainnya. Karena nyaris bisa ditebak pola kebiasaannya, sehingga bisa dikatakan itu berirama.

Tapi pada anak yang temperamen keteraturannya berskala lebih rendah, bisa jadi ia dapat makan kapan saja sepanjang hari, tidur bangun, dan lainnya dalam pola kebiasaan lebih acak.

3. Reaksi awal
Temperamen reaksi awal juga dikenal sebagai 'pendekatan atau penarikan'. Ini mengacu pada bagaimana anak merespons (baik secara positif atau negatif) terhadap orang atau lingkungan baru.

Apakah anak mendekati orang atau benda-benda di lingkungan tanpa ragu-ragu, atau sebaliknya ia menghindar? Anak yang berani cenderung mendekati hal-hal dengan cepat, seolah tanpa berpikir.

Sedangkan anak yang waspada biasanya lebih suka melihat dulu, mengamati, sebelum terlibat masuk dalam pengalaman baru.

4. Adaptibilitas
Temperamen ini mengacu pada berapa lama waktu yang dibutuhkan anak untuk menyesuaikan perubahan di sekitarnya. Apakah anak menyesuaikan diri dengan perubahan di lingkungan mereka dengan mudah, atau justru lebih resisten?

Seorang anak yang menyesuaikan diri dengan mudah dapat cepat beradaptasi dengan rutinitas baru. Sedangkan anak yang resisten mungkin membutuhkan waktu lama untuk menyesuaikan diri dengan situasi.

5. Intensitas
Intensitas mengacu pada tingkat energi respons positif atau negatif. Apakah si anak bereaksi intens terhadap suatu situasi, atau apakah si anak merespons dengan cara yang tenang?

Seorang anak yang lebih intens dapat melompat ke atas dan ke bawah berteriak penuh kegembiraan. Sedangkan seorang anak yang tenang mungkin hanya tersenyum atau tidak menunjukkan emosi.

Ilustrasi Anak

6. Mood
Mood mengacu pada kecenderungan umum anak terhadap sikap yang terlihat bahagia atau cenderung murung. Dengan kata lain, beberapa anak memang dilahirkan untuk menjadi anak yang lebih ceria ketimbang anak lainnya.

Begitu juga dengan anak yang tampak lebih pemurung, ini juga merupakan temperamen bawaannya. Bayi yang sering tersenyum dan mengoceh dapat dianggap bayi yang ceria. Sedangkan bayi yang sering menangis atau rewel mungkin dianggap bayi yang cengeng.

7. Distractibility
Distractibility mengacu pada kecenderungan anak untuk teralihkan oleh hal-hal yang terjadi di sekitar mereka. Ada anak yang fokusnya mudah terganggu, daya konsentrasinya rendah jika berada di keramaian. Ketika datang banyak gangguan, ia sangat responsif terhadap apa yang mereka lihat.

Anak dengan temperamen ini juga biasanya kesulitan untuk kembali memusatkan perhatian pada pekerjaannya. Tapi ada pula anak tetap bisa fokus dan berkonsentrasi tinggi meski banyak interupsi.

8. Ketekunan
Temperamen ini menunjukkan apakah anak memiliki ketekunan ketika melakukan sesuatu, atau mudah kehilangan minat dengan cepat.

Misalnya anak bermain lego, ia berusaha menyusun balok-balok menjadi karakter robot. Ada anak yang meski merasa kesulitan karena frustasi, tetap berusaha menyelesaikannya. Tapi ada pula yang tak tahan dan akhirnya meninggalkan pekerjaannya itu.

Ilustrasi anak main lego

9. Sensitivitas (kepekaan)
Sensitivitas mengacu pada seberapa mudah anak terpengaruh oleh perubahan lingkungan. Ini juga disebut ambang sensoris atau ambang tanggap.

Apakah anak terganggu oleh rangsangan eksternal seperti suara, tekstur, cahaya? Atau sebaliknya, ia tampak cuek saja dan mengabaikannya?

Anak yang sensitif mungkin kehilangan fokus ketika mendengar pintu terbanting. Sedangkan anak yang kurang peka terhadap suara eksternal, tetap biasa-biasa saja dan dapat mempertahankan fokus.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya