Tips Selamatkan Anak dari Bahaya Pornografi di Internet

Najelaa Shihab (kiri)
Sumber :
  • VIVA/ Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Penggunaan internet saat ini semakin merajalela. Dari anak-anak hingga orang dewasa, seakan tak bisa jauh dari internet. Penggunaannya meski bermanfaat jika digunakan sesuai kebutuhan, namun ada dampak bahayanya juga untuk anak-anak jika tak dikontrol.

Kamu Bisa Berbagi Foto Tanpa Internet, Ada Fitur Punya iPhone

Konten pornografi dan seksualitas yang ditampilkan melalui internet, bisa saja memberikan dampak buruk dan berbahaya untuk perkembangan anak.

Inisiator gerakan 'Semua Murid Semua Guru', Najelaa Shihab, memberikan salah satu tips untuk menghindari bahaya dan pengaruh buruk pornografi di internet pada anak-anak usia dini.

Membuka Peluang Baru, Workshop Daring Maluku-Papua untuk Pendidikan Digital

Wanita yang karib disapa Ela itu menegaskan, peran orang tua dalam memberikan pendidikan seksualitas pada putra-putrinya, tidak boleh kalah cepat dengan para penjaja materi porno yang marak di dunia maya.

"Enggak ada anak yang punya akses internet yang enggak ingin tahu tentang pornografi. Jadi percakapan itu harus dibuka duluan sama orang tuanya. Tentang pacaran, hubungan, bahkan tentang pendidikan seksualitas," kata Ela saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu 21 Juli 2018.

Ada yang Baru dari IndiHome

Ela menegaskan, para orangtua seharusnya tampil pertama sebagai pendidik anak-anak mereka sendiri dalam masalah seksualitas tersebut.

"Jadi kita main cepat-cepatan istilahnya. Mau anak kita diajarkan masalah seksualitas tersebut dari orang atau pihak lain, atau dari kita orangtuanya sendiri?" ujarnya.

Melalui pendidikan seksualitas langsung dari orangtua, Ela pun memastikan bahwa anak-anak usia dini itu nantinya akan tahu apa dan bagaimana seksualitas tersebut, serta batasan-batasan yang harus dijadikannya sebagai pedoman.

Oleh karenanya, kunci utama dari masalah itu adalah harus tersedianya ruang komunikasi yang baik antara orangtua dan anak, sehingga semua pola didik yang diberikan bisa dipahami bukan dalam kerangka paksaan atau bahkan ancaman.

"Jadi kalau tidak punya komunikasi yang baik, susah juga. Sehingga kalau kita tahu sedikit saja fakta bahwa anak mencari tahu tentang hal itu (seksualitas) di internet, umumnya banyak orang tua yang langsung reaktif, 'Jangan, itu dosa, bla bla bla'," kata Ela.

"Terus kalau sudah begitu, si anak ini dia langsung berhenti apa makin penasaran? Pasti makin penasaran kan. Makanya komunikasi yang baik itu adalah hal yang utama selain gadget atau bahkan akses internetnya itu sendiri," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya