Difteri Makan Korban, Menkes Ingatkan Orangtua Patuhi Imunisasi Anak

Sorot Difteri - imunisasi - vaksin DPT Difteri Tetanus Pertusis
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ampelsa

VIVA – Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menyoroti kasus virus difteri yang telah merenggut nyawa seorang bocah di Kota Semarang, Jawa Tengah. Nila menegaskan agar orangtua tidak malas melakukan imunisasi menyeluruh kepada anak.

Deret Penyakit Berbahaya bagi Bayi, IDAI: Difteri Itu Mematikan

"Kalau ada satu muncul saja maka harus dilakukan outbreak response immunization (ORI). Jadi memang harus dilakukan imunisasi menyeluruh sejak bayi," kata Nila di Semarang, Selasa, 24 Juli 2018.

Ia menjelaskan jika virus difteri tidak akan bisa berhenti begitu saja. Virus tersebut akan muncul secara terus-menerus apabila seseorang tidak memiliki kekebalan tubuh yang cukup baik.

Miris, Lebih 200 Kota di Indonesia Risiko Tinggi Penularan Polio

Karenanya, ia sangat menyesalkan jika masih ada orangtua maupun sekolah yang justru menolak melakukan imunisasi dasar kepada anak-anak. Sementara program imunisasi itu ampuh meningkatkan daya tahan tubuh untuk mendukung tumbuh kembang anak agar tak terjangkit virus difteri.

Nila membeberkan risiko difteri akan dialami siapapun, jika enggan mematuhi program imunisasi ORI. Karena penyebaran virus ini begitu cepat, seperti halnya yang dialami oleh satu keluarga di Kota Semarang.

Seorang Anak yang Diduga Terserang Difteri di Lampung Barat Meninggal setelah Dirawat

"Karenanya, saya minta semua orangtua wajib ikut imunisasi dasar. Ini tentunya untuk menyikapi merebaknya difteri sampai menjangkit satu keluarga yang ada di Semarang," katanya.

Kasus difteri baru-baru ini telah memakan satu korban, tepatnya di wilayah Genuksari Semarang. Adalah BN, seorang anak yang meninggal karena terjangkit difteri yang cukup parah. Tak sampai di situ, empat saudara BN juga tertular virus tersebut dan kini menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi Semarang.

Rumah sakit terbesar di Jawa Tengah itu mencatat ada total 24 kasus difteri yang ditanganinya selama rentang waktu bulan Desember 2017-Juli 2018. Puluhan kasus itu berasal dari sejumlah wilayah di Jawa Tengah dengan total 5 anak meninggal dunia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya