4 Mitos Menyusui yang Bikin Tumbuh Kembang Bayi Terhambat

Ilustrasi ibu-ibu menyusui.
Sumber :
  • REUTERS/Christinne Muschi

VIVA – Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, dan dilanjutkan hingga 2 tahun usia anak, sangat direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun, masih banyak mitos seputar menyusui dan mempersiapkan MPASI (Makanan Pendamping ASI) yang masih dipercaya sebagian orang.

Tak Mahal, Deret Makanan Ini Cegah Penyakit untuk Si Kecil

"Sekarang, informasi sangat mudah diakses melalui internet.  Ketika mendapat nasihat dari orang lain, maka orangtua harus aktif untuk mengonfirmasi dan mencari info yang benar. Percayai sumber informasi kredibel seperti dokter, organisasi terpercaya atau situs parenting, bukan hanya blog post atau unggahan media sosial tanpa sumber yang jelas," ujar spesialis anak dr. Yoga Devaera, Sp.A(K), dikutip dari rilis Philips Indonesia, Rabu, 8 Agustus 2018.

Dalam kesempatan ini, dr. Yoga Devaera juga membantu meluruskan beberapa mitos seputar ASI dan MPASI yang sering beredar, di antaranya berikut ini:

Kenali 5 Tanda Kanker Payudara, Perempuan Sering Mengabaikan

Mitos: Ibu menyusui hanya boleh mengonsumsi makanan ‘hambar’

Benar, bahwa ibu menyusui harus memperhatikan apa yang ia makan, tetapi tidak berarti harus ada banyak pantangan. Ibu bisa memakan makanan yang mereka suka, selama tidak berpengaruh buruk ke kesehatan ibu (misalnya makanan yang makanan yang dapat menyebabkan alergi).

Makan Sambal Picu ASI Jadi Pedas dan Bayi Diare? Ini Faktanya

Bahkan, ada keuntungan tersendiri dari ibu yang tidak terlalu banyak pantangan ketika menyusui. Selain membuat ibu senang karena bisa memakan beragam makanan, juga membantu mengurangi stres, sehingga produksi ASI lebih lancar. Manfaatnya bagi si kecil, nantinya ia tidak akan tumbuh menjadi anak yang pilih-pilih makanan, karena sudah diperkenalkan dengan berbagai rasa.

Mitos: Ibu harus berhenti menyusui ketika sedang sakit

Tidak menyusui selama sakit bukan berarti bayi tidak akan tertular penyakit ibu. Di saat ibu menyadari bahwa ia tidak sehat, si kecil kemungkinan sudah mulai terpapar dengan virus atau bakteri penyebab infeksi. Malahan, menyusui ketika sedang sakit akan memberikan antibodi pelindung yang akan menjaga bayi tetap sehat.

Mitos: Setelah kembali bekerja, ibu harus menyapih bayinya

Tentunya hal ini tidak benar. Jika ibu  berkomitmen untuk memerah ASI,  dia tetap bisa memberikan ASI bagi si kecil selama yang dia inginkan. Ibu bisa memerah dua hingga tiga jam sekali di sela pekerjaan. Ibu tetap menyusui di pagi hari sebelum berangkat dan di malam hari. Hal ini akan menjaga produksi ASI tidak berkurang setelah kembali bekerja. Jangan lupa mulai menabung ASI sebelum masa cuti berakhir.

Mitos: MPASI harus terdiri dari banyak buah dan sayur saja

Selain karbohidrat, bayi juga membutuhkan tambahan protein dan terutama zat besi dari makanannya. Zat besi sangat penting untuk kecerdasan otak. Zat besi pada sayuran hijau mempunyai penyerapan yang buruk sedangkan zat besi dalam daging merah mempunyai penyerapan yang baik. 

Apabila si kecil hanya diberikan buah dan tim sayur, makin lama si kecil makin kekurangan zat besi dan protein. Ibu tidak perlu khawatir pada usia 6 bulan saluran cerna bayi sudah siap mencerna sumber protein hewani. Jadi, pastikan MPASI mengandung sumber protein hewani dan  sumber zat besi seperti daging merah atau ati ayam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya