Memprihatinkan, 468 Bangunan Sekolah di Lombok Rusak Usai Gempa

Kondisi bangunan salah satu sekolah setelah gempa Lombok
Sumber :
  • Dok. Istimewa

VIVA – Gempa Lombok selama beberapa hari terakhir membuat ancaman baru bagi keberlangsungan proses pembelajaran di sekolah-sekolah terdampak. Bangunan sekolah yang retak di bagian atap hingga pondasi, dikhawatirkan membahayakan keselamatan siswa jika digunakan untuk proses belajar mengajar. Demikian seperti laporan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Sabtu malam, 11 Agustus 2018.

Penerapan Zonasi PPDB Sekolah Dinilai Belum Efektif

Menurut KPAI, anak-anak korban gempa harus terpenuhi haknya atas pendidikan dengan tidak mengacu pada batas penetapan situasi darurat yang berakhir pada 11 Agustus 2018. Kebutuhan dasar anak seperti kebutuhan sandang-pangan-papan, kesehatan, dan pendidikan harus dipenuhi oleh Pemerintah karena proses rehabilitasi dan rekonstruksi membutuhkan waktu sangat lama.

KPAI menerima laporan dari SGI (Serikat Guru Indonesia) Mataram yang merupakan anggota FSGI (Federasi Serikat Guru Indonesia) terkait kondisi beberapa sekolah di Mataram yang terdampak gempa, di antaranya:  

Refleksi Program Sekolah Menengah Kejuruan Sebagai Pusat Unggulan

1. Kondisi SMPN 12 Mataram yang mayoritas kondisi ruang kelasnya sangat tidak aman untuk kegiatan pembelajaran.  Ada 9 ruang kelas yang  temboknya pecah dan bahkan sudah bergeser, dan 2 ruangan kelas yang plafonnya berpotensi jebol dan runtuh.

Sementara di ruang kelas lainnya plafonnya sudah berjatuhan. Kerusakan juga terjadi di ruang guru, ruang labotarium, ruang Wakasek, ruang Kepsek, ruang perpustakaan dan mushola.

Pelajar Pancasila: Sebuah Harapan Pendidikan Ideal di Masa Depan

Kondisi bangunan salah satu sekolah setelah gempa Lombok

2. SDN 1 Obel-obel Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, kondisinya  rusak berat sekitar 80 persen dari bangunan. 10 ruang kelas retak-retak temboknya, ruang guru dan ruang Kepsek dalam keadaan rusak.

Sekolah sudah diliburkan sejak 29 Juli 2018. Sejak diliburkan, gempa susulan terus terjadi sehingga genteng-genteng sekolah jatuh dan menjebol plafon. Pagar sekolah ambruk seluruhnya. Kursi meja di dalam kelas yang masih bagus kondisinya dikeluarkan untuk diletakan di posko pengungsian.

3. Kondisi SMAN 1 Gunung Sari, Lombok Barat, termasuk beruntung karena hanya mengalami kerusakan ringan, yaitu beberapa genteng jatuh dan menimpa plafon hingga pecah. Selain itu, hanya 1 (satu) tiang teras (selasar kelas) yang miring.

Kondisi bangunan salah satu sekolah setelah gempa Lombok

4. SMPN 20 Mataram, Kecamatan Sandubaya, Mataram. Kondisi 7 ruangan kelas rusak. Temboknya retak-retak meluas dan plafonnya berjatuhan. Selain itu, kerusakan juga terjadi di ruang guru, ruang labotarium IPA, ruang perpustakaan, dan ruang penjaga sekolah.

Jika di kota Mataram saja kerusakan-kerusakan di sekolah terbilang sedang sampai berat, kondisi gedung-gedung sekolah di Lombok Timur dan Lombok Utara yang lebih dekat dengan pusat gempa, diperkirakan lebih parah. KPAI menyebutkan sebanyak 468 sekolah di Lombok, rusak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya