Jangan Beri Susu Formula untuk Anak Korban Gempa Lombok

Korban gempa bumi di Lombok
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVA – Gempa yang terus terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat sejak 5 Agustus 2018 lalu hingga kemarin membuat banyak korban terus berjatuhan. Menurut data terakhir, sedikitnya tercatat 387 orang meninggal dunia dengan sebaran Kabupaten Lombok Utara 334 orang, Lombok Barat 30 orang, Lombok Timur 10, Kota Mataram 9, Lombok Tengah 2, dan Kota Denpasar 2 orang.

Ini Dia Keju Paling Berbahaya di Dunia, Sekali Makan Bikin Muntah Hingga Diare Berdarah

Gempa dengan kekuatan dahsyat ini juga memporak-porandakan bangunan dan membuat rumah mereka yang terdampak rata dengan tanah. Hal ini tentu mengundang simpati dari seluruh penjuru negeri, bahkan dunia internasioanal.

Beragam bantuan, baik medis maupun bahan makanan juga terus disalurkan dari berbagai pihak. Seperti salah satunya susu formula, yang dimaksudkan untuk para bayi yang terdampak bencana.

Terpopuler: Ramalan Zodiak Taurus Hari ini, hingga Gejala Bahaya Diare

Namun, Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengimbau para donatur dan masyarakat luas untuk tidak memberikan susu formula. Hal ini diungkapkannya melalui sebuah unggahan di Twitter.

"Jangan memberikan bantuan susu formula untuk bayi dan anak untuk korban gempa Lombok. ASI tidak bisa digantikan susu formula," tulisnya di Twitter, Minggu 12 Agustus 2018. Ditegaskan Sutopo, bercermin dari pengalaman gempa di Yogyakarta, tahun 2006 lalu, pemberian susu formula di pengungsian meningkatkan risiko diare pada bayi di bawah usia 2 tahun. Hal ini disarankan pula oleh Unicef dan WHO.

Waspada Bahaya Diare pada Anak! Kenali Gejalanya Segera!

Susu formula juga berisiko sebabkan kurang gizi, serta risiko kematian bayi. Hal ini karena terbatasnya air bersih dan botol steril di pengungsian. Banyak warganet yang kemudian mengomentari cuitannya tersebut, dengan mengatakan bahwa susu formula bisa diberikan untuk bayi di atas 2 tahun.

Namun, Sutopo kembali menjelaskan bahwa yang bermasalah dan dikhawatirkan ialah terkait air bersih yang digunakan untuk menyeduh susu. "Yang jadi masalah adalah di pengungsian, air bersih sulit. Botol harus higienis, direbus. Di pengungsian terbatas semua itu makanya sering pada diare lalu dehidrasi dan meningkatkan risiko kematian," tegas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya