Kisah Valencia, Rawat Anak Kanker yang Tubuhnya Sudah Digerogoti Tikus

Valencia Mieke Randa
Sumber :
  • Dok. VIVA/ Adinda Permata

VIVA – Kanker menjadi penyakit yang paling ditakuti karena dapat menyebabkan kematian. Apalagi jika sel kanker sudah menyebar ke berbagai organ dan menimbulkan luka di beberapa area tubuh, rasa sakitnya bisa sangat tidak tertahankan.

Pengakuan Mengejutkan Wanita yang Bunuh Keponakan Lalu Disembunyikan di Tempat Dupa

Bayangkan bagaimana derita dan sakit ini jika menimpa anak-anak. Tentu tubuh mungil mereka akan sangat tersiksa. Keprihatinan inilah yang mengetuk hati Valencia Mieke Randa untuk melakukan sesuatu demi menolong anak-anak penderita kanker.

Berawal dari pengalaman pribadinya mengurus anak-anak dengan kebutuhan khusus di tahun 2011, Valencia harus sering bolak-balik ke rumah sakit. Di sana, ia melihat banyak orang yang terpaksa tidur di selasar rumah sakit, tanpa kejelasan keluarganya bisa mendapatkan kamar rawat atau tidak.

Jokowi Bersyukur Angka Stunting Turun dari 37 Persen Menjadi 21 Persen

"Saya berpikir, Ya Tuhan kalau saya punya kelebihan rezeki saya ingin membangun rumah singgah buat mereka," ujar Valencia kepada VIVA usai mengisi acara Wardah Inspiring Movement di Restoran Bunga Rampai, Jakarta, Rabu 15 Agustus 2018.

Akhirnya di tahun 2014, Valencia memberanikan diri menyewa sebuah rumah di kawasan Tebet dengan mencicil. Dari sana, dimulailah perjalanannya mendampingi anak-anak penderita kanker. Di akhir 2014, resmilah ia membuka Rumah Harapan Indonesia dan menerima anak penderita kanker.

4 Perempuan Pernah Jadi Istri Ari Sigit, Suci Winata Masih Setia

Awalnya, anak penderita kanker pertama yang didampingi Valencia dan beberapa relawan hanya satu orang. Ia datang dengan kondisi yang sangat miris. Tubuhnya separuh sudah lumpuh dengan luka-luka yang sudah dihinggapi belatung. "Kadang dia tidur tubuhnya dimakan tikus," kata Valencia.

Ia sempat membawa anak itu ke dokter, berharap bisa memberikan kemoterapi. Namun, dokter berujar kemoterapi tidak lagi dapat menyembuhkan si anak malang itu. Sang dokter akhirnya menyarankan agar Valencia mengisi hari-hari akhir anak itu dengan membuatnya senang.

Valencia lantas yakin bahwa kebahagiaan adalah obat yang paling mujarab. Kemudian, setiap hari ia berusaha membuat anak penderita kanker itu bahagia dengan membawa jalan-jalan ke mal dan kegiatan menyenangkan bagi anak lainnya.

Hingga waktu yang ditentukan dokter bahwa anak ini sudah tidak bisa melanjutkan hidup, Valencia justru mendapatkan kabar mengejutkan. Anak itu sama sekali tidak menunjukkan kondisi yang sekarat, sebaliknya, tubuhnya justru terlihat lebih gemuk.

"Kita bawa ke dokter, dokter malah bilang 'Kalian apakan anak ini?'," ujar Valencia menirukan kembali ucapan dokter.

Ternyata, setelah dokter menunjukkan hasil tes, semuanya menunjukkan kalau sel-sel kanker di tubuh anak itu sudah hilang.

Dari situ, mulailah Rumah Harapan menerima anak-anak lain. Tak hanya anak penderita kanker, kini Rumah Harapan juga membuka pintunya lebar-lebar bagi anak-anak yang menderita penyakit lainnya, seperti penyakit jantung hingga kelamin ganda.

"Kita tidak mau berhenti sampai di situ, kita ingin menghadirkan harapan baru bagi anak-anak lain di luar sana," ujar Valencia berharap.

Untuk mewujudkan itu, Valencia kini sudah mulai membangun Rumah Harapan di lima kota lainnya di Indonesia. Ada yang berlokasi di Bandung, Makassar, Bali, Semarang, dan Aceh. Hingga saat ini, Rumah Harapan sudah membantu 598 anak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya