Gara-gara Media Sosial, 1 dari 3 Remaja Tidak Pernah Baca Buku

Anak bermain HP atau gadget.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Sebuah riset baru menemukan bahwa sepertiga remaja tidak pernah membaca buku dalam satu tahun terakhir.

Polisi Ungkap Penyebab Jalan Alternatif Cibubur Macet Parah Sore Hari Ini

Studi tersebut menemukan, dengan adanya media sosial yang semakin banyak menyita waktu remaja, hanya 16 persen saja dari remaja berusia 17-18 tahun yang membaca buku untuk kesenangan setiap hari, dibandingkan dengan 60 persen remaja di akhir tahun 1970-an.

Selain itu, hanya dua persen dari remaja berusia 15-16 tahun yang membaca koran setiap hari. Angka tersebut menurun hingga 31 persen dari tahun 1990-an.

5 Orang dengan Followers Terbanyak di Dunia, Ada orang Indonesia?

Lebih jauh, riset tersebut menemukan bahwa penggunaan media sosial di kalangan remaja meningkat dari rata-rata 1-2 jam sehari antara tahun 2006-2016.

"Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, remaja di tahun 2010-an menghabiskan lebih banyak waktu online dan lebih sedikit waktu dengan media tradisional, seperti buku, majalah dan televisi," ujar peneliti utama Dr Jean Twenge dari San Diego State University.

Mobile Banking Sempat Eror, BCA: Saat Ini Sudah Kembali Normal

Twenge menambahkan, media digital telah menggantikan waktu yang biasanya dihabiskan dengan membaca buku atau menonton TV.

Para peneliti lantas mengungkapkan kekhawatiran menurunnya angka membaca di kalangan remaja akan memengaruhi performa mereka di sekolah, karena kurangnya konsentrasi mereka untuk memahami buku teks.

Dalam riset ini, para peneliti menganalisis hasil studi Monitoring the Future, yang mensurvei 50.000 siswa berusia 13-18 tahun. Mereka menilai temuan survei yang dilakukan tahun 1976 dan 2016, yang memasukkan hasil lebih dari satu juta remaja.

Temuan ini dipublikasikan di jurnal Psychology of Popular Media Culture.

Mengenai dampak dari kurangnya membaca terhadap performa sekolah, Twenge mengatakan, akan sulit bagi mereka untuk membaca bahkan lima halaman saja dari 800 halaman buku teks kulia, jika anak-anak sudah terbiasa menghabiskan sebagian besar waktu mereka berpindah dari satu aktivitas digital ke aktivitas digital lainnya dalam hitungan detik.

"Hal ini benar-benar menekankan tantangan yang dihadapi baik siswa maupun sekolah di era saat ini. Tidak ada kecerdasan yang berkurang di kalangan anak muda, tapi mereka memiliki pengalaman yang berkurang untuk fokus dalam waktu lama, dan membaca teks panjang," ujar Twenge.

Menurut Twenge, mampu membaca teks panjang sangat penting untuk memahami masalah kompleks dan membangun keterampilan berpikir kritis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya