Ini Alasan Program Bayi Tabung Masih Sangat Mahal

Resep dan obat dokter untuk menjaga si kecil selama bepergian harus selalu dibawa untuk mengatasi keadaan darurat.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Program bayi tabung telah menghasilkan sekitar 6 juta bayi di seluruh dunia. Kesuksesan dari program bayi tabung, tentu disertai dengan tahapan yang tepat dan memenuhi standar keamanan.

Cerita Dokter Boyke Tangani Pasien 2 SMP yang Perawan Tapi Hamil, Kok Bisa?

Perlu dipahami, proses bayi tabung dimulai dari adanya indikasi yang menyertai yang mencakup minimnya sperma, kualitas sel telur yang kurang baik, dan kondisi kegemukan. Prosesnya sendiri berkisar antara 2 sampai 4 minggu lamannya.

Tahap pertama yaitu dengan mengendalikan siklus menstruasi agar ovarium tidak terlalu cepat mengeluarkan sel telur. Sebab, pada umumnya, sel telur akan diproduksi satu buah setiap harinya.

Posko Mudik Perempuan Bisa Cek Kehamilan, Tekanan Darah Hingga Sedia Kondom! Catat Titiknya

"Tahap kedua dengan menstimulasi pembuatan sel telur di tubuh melalui suntikan yang diberi setiap hari selama 8 sampai 14 hari. Dengan diberi suntikan, diharapkan tubuh dapat memproduksi hingga 12 sel telur," ujar spesialis kandungan, dr. Ivan Sini, SpOG, di kawasan Cikini, Jakarta, Kamis 30 Agustus 2018.

Pemberian suntikan ini yang membuat harga program bayi tabung cukup mahal berkisar antara Rp60 juta sampai Rp100 juta. Sebab, obat-obatan untuk stimulasi tersebut tidak ditemukan secara mudah.

Ello Berbagi Kabar Gembira, Sang Istri Hamil Anak Kedua

Selanjutnya, proses pengambilan telur dilakukan ketika sel telur hampir matang dan siap untuk diambil. Pada hari yang sama, dokter akan mengambil sampel sperma dari pasangan.

"Sebenarnya untuk pembuahan hanya butuh satu sperma tapi yang aktif bergerak. Kualitas sperma dan sel telur akan kami cari yang terbaik agar nantinya membuat perkembangan embrio dengan baik," terangnya.

Setelahnya, pasangan suami istri cukup menunggu perkembangan dari tiap embrio. Biasanya, ini berlangsung selama tiga sampai lima hari untuk kemudian dilakukan proses penanaman embrio ke dalam rahim.

"Di dalam embrio, kualitas kromosom yang baik peluangnya 50 persen. Jadi kalau ketika ditanamkan embrio pertama dan belum hamil, tidak perlu khawatir kalau ini gagal. Bisa dicoba lagi dengan embrio selanjutnya yang juga telah berkembang," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya