Taman Bacaan, Sarana Anak Meningkatkan Literasi dan Potensi Diri

Taman Baca Sekolah Pedalaman di Papua Barat.
Sumber :

VIVA – Untuk mengembangkan kemampuan baca, anak perlu memiliki akses ke buku berkualitas. Sayangnya, dari 170.647 sekolah dasar di lndonesia, hanya 45,9 persen di antaranya yang memiliki perpustakaan.

Tips Mudah Membiasakan Anak Gemar Membaca

Hal ini tentunya berpengaruh terhadap skor PlSA (Program for International Student Assessment) siswa-siswi lndonesia dalam hal membaca yang berada di peringkat 64 dari 70 negara. Padahal, kemampuan membaca sangat berkaitan dengan meningkatkan potensi dalam diri anak.

Menyadari hal tersebut, Taman Bacaan Pelangi (TB Pelangi) giat memfokuskan diri pada pendirian perpustakaan ramah anak serta memberikan pelatihan guru di daerah terpencil di lndonesia Timur sejak tahun 2009. Seperti minggu lalu, TB Pelangi meresmikan perpustakaannya yang ke-100 di SDK Nangapanda 1, Ende, Nusa Tenggara Timur.

Taman Baca, Solusi Rendahnya Minat Baca Anak Indonesia

"Perjalanan panjang mendirikan 100 perpustakaan ramah anak di berbagai daerah pelosok di lndonesia Timur menunjukkan rasa cinta yang besar. Tidak mudah, namun salah satu cara kami mendapatkan kepercayaan masyarakat yaitu dengan melebur selama 3 bulan dan tinggal di rumah penduduk untuk memahami budaya mereka," ujar Founder Taman Bacaan Pelangi, Nila Tanzil, kepada VIVA di kawasan Thamrin, Jakarta.

Menurut Nila, kesalahan yang dulu dialami oleh tim Taman Bacaan Pelangi yaitu menyediakan 30 persen buku berbahasa inggris. Padahal, anak-anak lebih membutuhkan buku dengan bahasa Indonesia.

Agar Dapat Rasakan 'Lezatnya' Membaca

"Setelah kami memahami itu, akhirnya kami menyediakan buku bahasa Indonesia yang banyak dan ini berdampak pada kemampuan mereka untuk berbahasa Indonesia yang lebih baik saat bersosialisasi," kata Nila.

Tak hanya itu, anak-anak di bagian Indonesia Timur ini juga lebih apik saat diberikan tugas untuk mengarang cerita. Alur cerita dari tulisan mereka, nampak lebih rapi dan mudah dipahami.

"Kalau impact secara langsung, ketika pertama kali perpustakaan ada, anak-anak dominan bercita-cita menjadi guru atau pemuka agama. Ketika sudah beberapa bulan perpustakaan berdiri, jawabannya lebih beragam. Artinya, buku bisa memberi banyak inspirasi dan cakrawala pada anak," ungkap dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya