Waktu Tepat Pasangan Suami Istri Memiliki Buku KIA

Ilustrasi keluarga harmonis
Sumber :
  • pixabay/Lucken

VIVA – Untuk menunjang pelayanan kesehatan ibu dan anak, diperlukan media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) serta pencatatan yang efektif dan efisien. Untuk itu, Kementerian Kesehatan menetapkan bahwa buku kesehatan ibu dan anak (Buku KIA) menjadi satu-satunya alat pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Banyak Anak ke Sekolah Tak Sarapan, Ahli Gizi: Padahal Bisa Dukung Prestasi Akademik

Buku KIA berisi informasi penting mengenai kesehatan ibu dan anak yang perlu dilakukan oleh ibu, suami dan keluarganya secara singkat dan padat, termasuk mengenai kewaspadaan keluarga dan masyarakat akan kesakitan dan masalah kegawatdaruratan pada ibu hamil, bayi baru lahir dan balita. Sehingga pada akhirnya buku KIA menyumbang penurunan angka kematian bayi dan balita.

Lantas, kapan waktu terbaik pasangan suami istri memiliki buku KIA ini?

Pakar Gizi Paparkan Pentingnya Zat Besi untuk Pertumbuhan Fisik dan Kognitif Anak

"Pertama kali kontak bisa saat baru mengetahui kehamilannya. Karena banyaknya informasi yang perlu diketahui keluarga sejak awal kehamilan tersebut," ujar Direktur Kesehatan Keluarga, Eni Gustina, kepada VIVA di kawasan Kuningan.

Adapun peran tenaga medis yang diperlukan untuk terus memantau kesehatan ibu hamil. Selain itu, buku KIA bisa menjadi sumber informasi positif bagi pasangan suami istri agar menjalani kehamilan dan melahirkan dengan nyaman serta merawat balita dengan tepat.

Mana yang Lebih Baik Antara Susu UHT dan Susu Formula untuk Anak? Begini Kata Pakar Gizi

"Di dalam buku KIA, banyak informasi singkat seperti bolehnya berhubungan seks saat hamil, aktivitas yang diperbolehkan saat hamil. Nah, ini peran tenaga medis juga harus mau memberikan penjelasannya dengan tepat dan detail," kata Eni.

Perlu keterlibatan lintas program terkait dalam mengoptimalkan pemanfaatan Buku KIA, terutama komitmen petugas kesehatan dalam penggunaan dan pengisian Buku KIA sebagai instrumen dalam pemberian KIE dan pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan anak.

"Selain itu juga dibutuhkan kesadaran para ibu (orangtua) untuk menyimpan dan selalu membawa buku KIA saat melakukan pemeriksaan di fasilitas pelayanan kesehatan," ujar Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, dr. Kirana Pritasari, di kesempatan yang sama.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya