Kartu Asah Asuh, Ajak Ayah Lebih Aktif Mengasuh dan Mendidik Anak

Kartu Asah Asuh.
Sumber :
  • VIVA/Rintan Puspitasari

VIVA – Tidak seperti Hari Ibu, Hari Ayah mungkin tak begitu akrab di telinga masyarakat Indonesia. Peran ayah dalam keluarga Indonesia juga bisa dibilang masih belum sebanyak peran para ibu. Sosok ayah seringkali digambarkan sebagai pencari nafkah sehingga peran mengurus anak umumnya diperankan ibu. Setidaknya hal tersebut yang umum ditemukan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Salmafina Sunan Ikut Rayakan Idul Fitri, Langsung Didoakan Kembali Peluk Islam

Bahkan menurut survei yang dilakukan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), peran ayah dinilai sangat kecil. Kualitas dan kuantitas waktu Ayah berkomunikasi dengan anak baru 1 jam per hari, dan hanya sekitar 27 persen ayah yang mempersiapkan diri sebelum menikah untuk mengasuh anak.

Jelang Hari Ayah yang diperingati setiap tanggal 12 November, Komunitas Rumah Pencerah (KRP) mengeluarkan kartu permainan Asah Asuh yang dibuat oleh Philip Triatna, seorang konseptor alat permainan. Kartu permainan Asah Asuh dirancang untuk para orangtua mengasah keterampilan dalam pengasuhan anak melalui aktivitas bermain yang menyenangkan.

Anak Ini Tiba-tiba Ajak Ayahnya Puasa, Endingnya Jadi Muslim

Hal ini penting mengingat peran orangtua sebagai pendidik utama dan pertama dalam keluarga, namun mereka juga yang paling tak siap menjadi orangtua.

"Masih banyak orangtua yang menggunakan cara-cara terdahulu yang tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman,” kata Nana Maznah Prasetyo, Ketua KRP, di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Selatan, MInggu, 4 November 2018.

Polisi Tembak Mati Pria yang Bunuh Ayah dan Ibu Kandungnya di Mamasa

“Menangkap fenomena tersebut, kami tergerak untuk dapat memenuhi kebutuhan pengetahuan serta mengasah keterampilan orangtua dalam pengasuhan melalui media yang sederhana dan menyenangkan yaitu kartu permainan. Kartu ini salah satu media belajar yang dilakukan dengan bermain," ucapnya menambahkan.

Diharapkan dengan adanya kartu permainan yang bisa dimainkan dua hingga tujuh orang dewasa tersebut bisa membantu orangtua, mengekspresikan perasaan, ide, pendapat tanpa takut salah.

Cara memainkan kartu Asah Asuh ini cukup sederhana, mirip seperti bermain kartu pada umumnya. Seperti dijelaskan Philip sebagai pencipta kartu tersebut. Bermain kartu ini dimulai dengan mengocok kartu, membagi kartu pada pemain, masing-masing mendapat empat buah kartu. Tugasnya adalah melengkapi set kartu dengan cara menebak.

"Ada 15 seri yang masing-masing terdiri dari empat kartu bertopik. Setelah dibagikan (kartu), harus menebak kartu yang dicari. Pastikan menyebut judul topiknya. Setiap pemain mengumpulkan kartu seri dengan cara menebak. Kalau tepat boleh meminta kartu berikutnya untuk pemain manapun, kalau salah menebak harus nyangkul (ambil kartu lagi)," jelas Philip.

Judul seri kartu tersebut di antaranya Pola Asuh Masa Kini, Ayah Ikut Mengasuh, Cara menumbuhkan
Keyakinan Diri Anak, Cara Komunikasi dengan Anak, Orangtua Demokratis, Kebutuhan Anak, dan lain-lain. Setiap seri kartu juga memuat pesan materi parenting untuk memperkaya pengetahuan dan keterampilan orangtua dalam mengasuh.

Dengan bermain kartu Asah Asuh in, orangtua juga dapat saling belajar dari orangtua lainnya.

“Satu dari lima nilai utama yang harus dimiliki orangtua adalah semangat belajar. Perubahan zaman tak terelakkan. Demikian juga tantangan orangtua dalam mendidik anak. Karenanya, orangtua harus selalu aktif memperbaharui pengetahuannya agar dalam membesarkan dan mendidik anak-anaknya selalu relevan dengan zamannya,” kata Fery Farhati, Bunda PAUD DKI Jakarta sekaligus Pendiri dan Pembina KRP.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya