Cegah Katarak Kongenital pada Bayi, Ibu Harus Rutin Periksa Kehamilan

Anak berkacamata.
Sumber :
  • Pixabay/Publikdomainpictures

VIVA – Katarak kongenital, nama penyakit ini tiba-tiba saja menjadi perhatian ketika salah seorang pesohor mendapati bayi yang baru dilahirkannya sudah menderita katarak.

Waspada Bahaya Diare pada Anak! Kenali Gejalanya Segera!

Katarak kongenital, penyebab katarak pada bayi, biasanya karena ibunya saat hamil sudah terkena rubella, namun tidak menyadarinya.

"Kongenital ini bisa dari penyakit rubella. Itulah kenapa imunisasi ini (vaksin MR) penting, kalau enggak (imunisasi) anaknya lahir katarak," kata Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.M (K), saat ditemui usai World Sight Day 2018, Minggu 4 November 2018.

Glaukoma Lebih Berbahaya Daripada Katarak

Lebih lanjut Nila menjelaskan penglihatan bayi yang terkena katarak umumnya akan keruh sehingga cahaya yang masuk tidak bisa merangsang saraf. Dan jika tidak segera diobati, kebutaan bisa mengancam.

"Waktu kita lahir (mata) tidak langsung bekerja baik. Kalau tidak terangsang atau ada kelainan (bisa) buta anak ini nanti."

Ancaman Kebutaan Mengintai! 111,8 Juta Penduduk Indonesia Berisiko Glaukoma di Tahun 2040

Ketua PERDAMI, Dr. M. Sidik, SpM (K) kemudian menambahkan tentang bagaimana katarak kongenital akan menutup akses penglihatan sehingga cahaya terhalangi untuk masuk, padahal untuk bisa melihat diperlukan rangsangan yang cukup pada retina.

"Itu yang tadi saya katakan, lazy eyes. Secara struktur bagus tapi secara fungsi enggak karena secara fungsi tidak pernah terangsang dengan betul retina atau saraf," ujarnya.  

Untuk mencegahnya, penting sekali bagi ibu sebelum hamil atau saat hamil selalu memeriksakan kondisi kehamilannya.

"Tentunya ibu dicegah supaya tidak infeksi," katanya lagi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya