Sekolah Usia Dini Tak Jamin Anak Sukses di Masa Depan

Ilustrasi anak belajar.
Sumber :
  • dok. pixabay

VIVA – Berkembangnya informasi dan teknologi memicu persaingan global. Demi persiapkan anak menghadapi eranya, tak sedikit orangtua yang berpikir untuk menyekolahkan anaknya sejak dini.

Disdik DKI Rencana Bangun 142 Lembaga PAUD Tahun Ini

Ada banyak alasan menyekolahkan anak sejak dini, namun benarkah memasukkan anak ke sekolah sejak dini bisa menjamin anak-anak akan lebih pandai di kemudian hari? 

Psikolog dan Pendidik, Najeela Shihab mengatakan bahwa sekolahkan anak sejak dini tidak menjamin kepandaiannya di kemudian hari. Menurutnya menyekolahkan anak sebaiknya menurut kesiapannya.

Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini untuk Bentuk Kecerdasan Si Kecil

"Belum tentu (jadi lebih pandai). Kembali lagi ke tingkat kesiapan anaknya, tahap perkembangan anak dan sekolah seperti apa," ujarnya di Jakarta Pusat Rabu 20 Februari 2019. 

Dia melanjutkan, jika memasukkan anak usia 3-4 tahun (masuk pra sekolah) ke sekolah yang karakteristiknya menumbuhkan potensi si anak dan sebagainya hal itu bisa menjadi pengalaman positif atau dapat membangun kesan positif si anak terhadap sekolah. 

Sekolahkan Anak Usia Dini Jangan Asal, Ini Tips Pilih PAUD

Berbeda jika anak usia tiga atau empat tahun dimasukkan ke sekolah yang menekan rasa ingin tahu, menekan disiplin buruk dan sebagainya maka akan menjadi pengalaman negatif bagi anak. 

"Maka penting menemukan sekolah yang cocok dan memastikan tahap perkembangan anak optimal," kata dia. 

Najeela pun memberikan tips bagaimana memberikan pendidikan yang baik terhadap anak. Hal utama yang perlu diperhatikan oleh orangtua adalah mengenali anak, mengetahui apa yang dibutuhkan anak. Kemudian penting juga bagi orangtua untuk mencari tahu atau riset tentang sekolah yang ingin dituju, apakah sekolah tersebut sesuai (cocok) atau tidak. 

"Perlu tahu yang cocok dengan anak kita seperti apa, yang pasti anak butuh stimulasi," kata dia. 

Yang ketiga, lanjut Najeela, orang tua harus terlibat terus. Sehingga orang tua tidak bisa menganggap pendidikan itu selesai ketika anak sudah masuk sekolah. 

"Padahal pendidikan terjadi di rumah, interaksi, komunikasi di rumah dengan orangtua jauh memengaruhi kesuksesan anak dibandingkan dengan pelajaran atau guru," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya