Mengintip Proses Pembuatan Alat Tes Kehamilan

Proses pembuatan alat tes kehamilan.
Sumber :
  • VIVA/Adinda Permatasari

VIVA – Alat tes kesehatan yang memberikan hasil cepat atau disebut dengan rapid test, tentu sudah menjadi alat yang akrab dengan Anda. Contohnya, alat tes kehamilan yang segera memberikan hasil positif atau negatif.

Selamat! Mpok Alpa Umumkan Hamil di Usia 37 Tahun

Belum lama ini, VIVA mendapat kesempatan mengunjungi pabrik rapid test Kimia Farma yang berada di wilayah Denpasar, Bali. Dari luar, bangunan pabrik terlihat seperti gedung perkantoran biasa. Luasnya pun tak begitu besar dari bayangan sebuah pabrik yang umum ada.

Sebelum memasuki ruang produksi, pengunjung akan diminta untuk mengenakan jubah, penutup kepala dan sepatu. Manajer Plant Rapid Test Kimia Farma, Wiji Julian mengatakan, hal itu adalah standar dasar yang harus dilakukan sebelum memasuki pabrik atau sistem produksi obat, kosmetik, maupun alat kesehatan.

Cerita Dokter Boyke Tangani Pasien 2 SMP yang Perawan Tapi Hamil, Kok Bisa?

Sambil berkeliling, Wiji menjelaskan kalau proses produksi rapid test diawali dengan bahan baku yang datang, kemudian masuk ke proses pertama yaitu pembuatan larutan konjugat.

"Larutan ini untuk memberikan warna pada alat tes kehamilan. Ada warna yang keluar kalau positif," jelas Wiji.

Posko Mudik Perempuan Bisa Cek Kehamilan, Tekanan Darah Hingga Sedia Kondom! Catat Titiknya

Setelah proses konjugasi disemprotkan ke card, kemudian card dimasukkan ke tahap persiapan atau ditempelkan lapisan yang disesuaikan dengan jenis rapid test yang dibuat. Setelah itu, card diberi coating dan dikeringkan selama semalaman, lalu dipotong menjadi strip seperti ukuran yang biasa Anda temui pada alat tes.

Sebelum dikemas, strip-strip yang sudah dibuat dimasukkan dulu ke dalam ruang quality control. Setelah lolos uji, barulah strip dikemas ke dalam dua tahap, yaitu primary packaging dan secondary packaging.

Proses pembuatan alat tes kehamilan.

Wiji menuturkan, saat ini sebagian besar bahan baku pembuatan rapid test memang masih impor. Meski begitu, Kimia Farma kini juga tengah mengembangkan bahan baku sendiri. Hingga sekarang, pabrik rapid test Kimia Farma sudah memproduksi lima jenis alat tes, yaitu untuk alat tes kehamilan, malaria, hepatitis B, sifilis dan dengue atau demam berdarah.

"Saat ini kami juga sedang pengembangan produk jadi lainnya ada dua, yaitu HIV dan drug test atau penyalahgunaan narkoba," imbuh Wiji.

Nantinya, alat tes ini bisa mendeteksi tujuh jenis obat-obatan terlarang, seperti morfin, marijuana, metamfetamin, amfetamin, benzodiazepinedan ekstasi.

Keberadaan pabrik yang merupakan satu-satunya yang memproduksi rapid test di Indonesia ini juga mendapat apresiasi dari Menteri Kesehatan RI Nila Farid Moeloek. Nila mengatakan, ini adalah sebuah kemajuan yang kita miliki sehingga tidak semuanya harus diimpor.

"Sekarang yang sedang banyak adalah demam berdarah. Dulu kita tahu demam berdarah gejalanya spesifik. Tapi, belakangan gejala demam berdarah tidak spesifik. Sekarang ada tes cepat. Begitu demam, dokter sangat kita anjurkan untuk langsung tes," kata Nila usai melakukan kunjungan pabrik Kimia Farma.

Nilai juga menilai dengan adanya alat tes ini, akan menjadi lebih efektif dalam hal biaya. Harganya pun sangat terjangkau. (nsa)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya