4 Inovasi Ini Bikin Tingkat Keberhasilan Bayi Tabung Makin Tinggi

Ilustrasi ibu dan bayi.
Sumber :
  • Pixabay/PublicDomainPictures

VIVA – Meski teknologi kedokteran terutama dalam masalah kesuburan telah sangat maju, masih banyak masyarakat yang kerap menganggap tabu proses vitro fertilisation (IVF) atau bayi tabung. Padahal, proses bayi tabung bisa menjadi harapan baru bagi para pasangan yang selama ini kesulitan untuk memiliki keturunan.

Olivia Alan Ungkap Sempat Keguguran 3 Kali, Kini Istri Denny Sumargo Akhirnya Hamil

"Standar angka kehamilan melalui proses bayi tabung berkisar 58 persen pada wanita dengan kelompok prognosis baik atau 38 tahun," ucap CEO Morula IVF Indonesia, dr. Ivan Sini, SpOG di Jakarta, Selasa, 8 Oktober 2019.

Bahkan, lanjut Ivan, kini juga telah banyak teknologi terbaru dan inovatif yang mampu membantu meningkatkan layanan bagi pasangan yang ingin melakukan proses bayi tabung. Beberapa di antaranya ialah Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidy (PGT-A), ICSI dan IMSI,  Timelapse, dan ERA (Endometrial Receptivity Analysis).

Bisakah Pasien Endometriosis Hamil Tanpa Program Bayi Tabung? Begini Kata Dokter

"Kalau PGT-A itu tindakan pemeriksaan kromosom pada embrio dengan teknologi Next Generation Sequencing (NGS) yang dilakukan sebelum transfer embrio atau penanaman kembali embrio ke dalam rahim yang terbukti memberikan dampak positif bagi kesuksesan program IVF," kata Ivan.

Sementara itu, lanjut Ivan, Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI), sendiri ialah proses pembuahan (fertilisasi) yang dilakukan dengan cara menyuntikkan satu sperma terpilih langsung ke dalam sel telur. Dengan teknologi ICSI, penolakan sel telur terhadap sperma suami juga bisa dihindari.  

Pertama Dalam Sejarah! Badak Putih Utara Berhasil Hamil dengan Bayi Tabung

"Berbeda dengan cara konvensional yang memerlukan sekitar 40.000 sperma untuk membuahi satu sel telur, serta kemungkinan kegagalan fertilisasi karena penolakan sperma suami oleh sel telur istri," kata Ivan.

Selanjutnya, yang lebih maju dari ICSI adalah teknologi Intracytoplasmic morphologically selected sperm injection (IMSI). Teknologi ini serupa ICSI, namun pemilihan sperma terbaik dilakukan lebih detail menggunakan mikroskop khusus yang bisa memperbesar penampakan sperma hingga 6.000 kali.

"Dengan teknologi IMSI, kecacatan bentuk pada sperma bisa terdeteksi sebelum fertilisasi. Sperma yang mempunyai bentuk tidak sempurna akan berakibat pada perkembangan embrio yang kurang baik dan berakhir dengan gagalnya program bayi tabung," kata Ivan.

Untuk timelapse sendiri merupakan layanan kultur embrio secara individual menggunakan teknologi timelapse incubator, di mana pertumbuhan embrio diawasi secara ketat dengan lingkungan terkontrol dibawah incubator individual.

Ini dapat mengoptimalisasi pertumbuhan embrio dan menghasilkan embrio berkualitas baik serta menyeleksi embrio, dan bisa memonitor kelainan proses perkembangan embrio.

"Terakhir itu ERA yaitu analisa untuk menentukan waktu yang tepat dilakukan embrio transfer, dengan cara dilakukan biopsi pada endometrium (dinding rahim). ERA diperuntukkan bagi-bagi pasien-pasien yang telah mengalami kegagalan program bayi tabung yang berulang, yang bukan disebabkan oleh kualitas embrio yang kurang bagus," kata dia. (rna)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya