Deteksi Stunting Sejak Dalam Kandungan

Wanita hamil
Sumber :
  • Pexels

VIVA – Sejak terpilih kembali, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa stunting merupakan masalah kesehatan yang menjadi fokus utama untuk diselesaikan. Ini karena semakin banyak masyarakat yang terkena stunting, akan memengaruhi kemajuan bangsa.

Cerita Dokter Boyke Tangani Pasien 2 SMP yang Perawan Tapi Hamil, Kok Bisa?

Meski demikian, banyak masyarakat sendiri yang masih belum paham ciri dan cara mengenali seorang anak yang stunting. Padahal jika diketahui sejak awal, intervensi yang dilakukan akan lebih berdampak untuk kesehatannya. 

Dalam keterangan tertulisnya, Ketua Umum Penggurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih menjelaskan cara paling mudah mengenali stunting adalah pada saat lahir, panjang bayi tidak mencapai 47 sentmeter (cm). Seorang bayi terkena stunting disebabkan karena asupan gizi yang kurang saat seorang ibu sedang hamil. Penyebab lainnya adalah pola asupan gizi yang tidak teratur. Kemudian ada penyakit yang tidak baik saat hamil, misalnya terjadi infeksi.

Posko Mudik Perempuan Bisa Cek Kehamilan, Tekanan Darah Hingga Sedia Kondom! Catat Titiknya

"Tiga ini penyebab utama. Makanya perlu pengenalan stunting bagi calon pengantin dan ibu hamil," jelasnya.

Dia menegaskan hasil penelitian menunjukkan bayi yang terkena stunting menyebabkan seluruh organ tubuh, terutama otak tidak berkembang baik. Kondisi ini berpengaruh pada perkembangan kepribadian seorang anak yang terkena stunting.

Soal Program Makan Siang Gratis, Ibu Hamil dan Balita juga Perlu Dukungan untuk Cegah Stunting

"Ke depan, kami dari IDI akan semakin masif lakukan kampanye anti stunting. Kami lakukan gerakan nyata dengan  turun ke masyarakat sosialisi," kata dia. 

Sementara itu Head of KlikDokter Mia Argianti mengemukakan penyuluhan kesehatan reproduksi pada remaja sangat penting dalam mencegah stunting. Anak remaja menjadi pintu masuk dan ujung tombak perubahan paradigma kesehatan. Pada masa remaja, pengetahuan tentang kesehatan penting untuk diketahui untuk menghindari hal-hal yang tidak dinginkan. 

"Salah satu pengetahuan kesehatan yang penting di usia remaja adalah kesehatan reproduksi karena dapat memicu terjadinya penyakit seksual menular, kehamilan di usia muda, dan kanker mulut rahim atau kanker serviks," kata Mia.

Lebih jauh Mia juga mengatakan bahwa dengan pendekatan Komunikasi Informasi dan Edukasi yang baik dan tepat promosi dan prevensi dalam kesehatan semakin berhasil. Sehingga di masa depan, Indonesia dapat mencapai generasi sehat. 

Sebagaimana diketahui stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Dalam jangka panjang, stunting berdampak negatif untuk kecerdasan anak dan meningkatkan risiko anak untuk terkena penyakit tidak menular.  

Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Asia pada tahun 2017. Angkanya mencapai 36,4 persen. Namun, pada 2018, angkanya turun menjadi 27,67 persen. Angka ini masih tinggi karena harus berada di bawah ambang batas standar WHO yaitu 20 persen.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya