Orang Tua Wajib Tahu, Gaya Belajar Seperti Apa yang Disukai Anak

Anak belajar di rumah.
Sumber :
  • Unsplash

VIVA – Sejak wabah virus corona melanda sebagian besar negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, kegiatan belajar mengajar para siswa diwajibkan dilakukan di rumah lewat format daring atau dikenal dengan sebutan virtual schooling. 

Heboh Uang Jajan Anak Artis, Arie Untung dan Fenita Arie Terapkan Kesederhanaan

Kegiatan virtual schooling ini memunculkan kesadaran baru bagi para orang tua akan beragam tantangan dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dilalui seorang guru untuk mengupayakan agar anak mereka mampu memahami pelajaran dengan baik. 

Tema “Belajar dari COVID-19” yang diangkat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada Hardiknas ini juga menjadi momen pembelajaran bersama bahwa keberhasilan seorang anak dalam belajar bukan hanya menjadi tugas guru di sekolah, tetapi juga membutuhkan kolaborasi orang tua dan anak.

Mendidik Generasi Tangguh: Tips Dokter Aisah Dahlan Cegah Anak Terjerumus Liberalisme

Mendukung hal ini, Sampoerna Academy sebagai sekolah pelopor metode STEAM di Indonesia menekankan pentingnya sinergi guru, anak dan peranan orang tua dalam menemukan gaya belajar anak untuk mengoptimalkan keberhasilannya. 

Melalui kegiatan Virtual Media Gathering beberapa waktu lalu, Sampoerna Academy mengumumkan kolaborasinya bersama Gisella Anastasia, untuk meningkatkan kesadaran lebih banyak orang tua di Indonesia akan pentingnya kolaborasi orang tua dengan sekolah melalui guru untuk menghadirkan kegiatan belajar mengajar yang menarik bagi anak usia sekolah dasar.

Bingung Pilih Sekolah untuk Anak? Ini 5 Tipsnya

Hal ini terutama karena selama masa pandemi, proses belajar mengajar dilakukan secara virtual di rumah (virtual schooling). Melalui konten digital yang dibuat bersama Gisel dan sang buah hati Gempi, Sampoerna Academy ingin mengajak lebih banyak orang tua untuk mengenal gaya belajar sang anak sehingga kegiatan belajar mengajar sehari-hari dapat dilakukan dengan lebih efektif.

Dr. Mustafa Guvercin selaku School Director of Sampoerna Academy mengatakan, “Kami percaya setiap anak adalah unik dan membutuhkan pendekatan yang berbeda satu dengan lainnya. Kami selalu berkomitmen agar masing-masing anak mendapatkan pengajaran yang optimal."

Untuk itu, lanjut Mustafa, pihaknya ingin mengajak lebih banyak orang tua untuk dapat memahami pentingnya sinergi ini agar mereka dapat berpartisipasi aktif, terutama dalam masa virtual schooling. 

"Ini merupakan usaha kami dari pihak sekolah untuk dapat terus menghadirkan kegiatan belajar mengajar yang efektif, karena sejauh ini kegiatan virtual schooling yang kami lakukan telah menunjukan hasil yang positif melalui tingginya tingkat kehadiran siswa sebesar 90 persen,” kata Mustafa lagi lewat rilis yang diterima VIVA.

Penerapan metode STEAM yang terus dilaksanakan selama virtual schooling oleh Sampoerna Academy menunjukan hasil yang positif. Selama kurang lebih dua bulan diselenggarakannya virtual schooling, tingkat kehadiran siswa terjaga dengan efektif yang ditunjukan dengan persentase tingkat kehadiran sebesar 88,87 persen. 

Selain itu para siswa pun terus terlibat secara aktif melalui  berbagai tugas yang diberikan dengan tingkat penyelesaian tugas sebesar 99,3 persen. Keseluruhan kegiatan belajar mengajar ini pun dinilai efektif oleh para orang tua, 97 persen orang tua merasa puas dengan kegiatan belajar mengajar anaknya. Tingkat persetujuan belajar dari para orang tua pun mencapai angka 81 persen.

Jovita Maria Ferliana, M.Psi,Psikolog selaku Psikolog mengatakan, “Ada banyak gaya belajar anak, mulai dari gaya belajar auditori, visual, hingga kinestetik. Anak yang punya gaya belajar kinestetik akan lebih menyukai aktivitas pembelajaran yang aktif, bergerak, lewat sebuah permainan, berbeda dengan gaya belajar anak auditori yang lebih menyukai ketenangan."

Dengan memahami gaya belajar spesifik dari sang anak, akan memudahkan kita untuk mendukung mereka menerima dan menangkap pelajaran. Apalagi di masa virtual schooling, dimana orang tua menjadi pendamping dan jembatan antara guru dan murid selama masa pengajaran.  Lebih lanjut, Jovita menjelaskan cara orang tua untuk menemukan gaya belajar anak, “Sering menghabiskan waktu bersama anak secara tidak langsung dapat memahami gaya belajar sang anak. Selain itu, perlunya menanyakan kesulitan yang dihadapi dan juga melakukan komunikasi antar orang tua dan guru, selaku tenaga pendidik yang sehari-hari mengajarkan anak secara langsung.”

Gisella Anastasia seorang public figure sekaligus orang tua murid Sampoerna Academy menyambut positif inisiatif kolaborasi dari Sampoerna Academy ini, “Masa virtual schooling ini memang benar-benar menyadarkan saya bahwa saya perlu mengenal gaya belajar Gempi."

Selama ini kata Gisel, perkembangan Gempi di sekolah sudah sangat baik yang tentunya tidak lepas dari peranan para guru di Sampoerna Academy yang menerapkan metode STEAM dan Project Based Learning. 

Dan dengan mengetahui gaya belajar Gempi yang lebih menyukai kegiatan belajar yang berhubungan dengan seni dan sensorial saya dapat mendukung kegiatan belajar mengajar yang saat ini dilakukan melalui virtual schooling. Kegiatan belajar jadi lebih menyenangkan bagi anak dan tetap efektif dengan adanya peranan aktif saya sebagai orang tua untuk bisa berkolaborasi dengan para guru.”

“Melalui situasi pandemi saat ini dan bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional, kami berharap sinergi antara orang tua, guru dan anak akan terus menjadi The New Normal untuk dapat terus menghadirkan kegiatan belajar mengajar yang semakin efektif, sehingga menghasilkan anak-anak yang berhasil, baik secara akademis maupun secara karakter.” tutup Dr. Mustafa.

Sampoerna Academy merupakan sekolah intercultural yang menawarkan pendidikan holistik dari jenjang prasekolah hingga menengah atas dengan pendekatan kurikulum internasional yang disesuaikan di setiap tingkatan (IEYC, Cambridge dan IBDP) yang didukung metode pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts dan Mathematics). 

Melalui metode pembelajaran ini, setiap murid bukan hanya mendapatkan ilmu akademik namun juga terbentuk Critical Thinking, Communication, Collaboration, Creativity dan Character untuk mempersiapkan mereka menjadi generasi yang siap bersaing di masa depan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya