Kasus COVID-19 Anak Meningkat, Dokter Duga Akibat Langgar PSBB

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Kasus positif virus corona jenis baru atau COVID-19 pada anak di Indonesia kian bertambah. Menurut dokter spesialis anak, dr. Tjatur Kuat Sagoro, Sp.A(K), saat ini angkanya hampir mencapai 1000 anak di seluruh Indonesia.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

"Kasus (positif COVID-19) anak di Indonesia hampir 1000," ujarnya dalam Talkshow Keluarga Sehat di Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan, Selasa 2 Juni 2020.

Dokter yang praktik di RSU Persahabatan, Jakarta, itu menuturkan ada banyak kemungkinan dan dugaan di balik tingginya kasus COVID-19 pada anak. Salah satunya banyaknya pelanggaran yang dilakukan orangtua untuk membawa anak ke luar rumah di tengah anjuran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Banyak alasan kenapa kasusnya tinggi padahal anak di rumah saja. Ada yang langgar PSBB (seperti) anak dibawa keluar oleh orangtuanya. Bisa juga asisten rumah tangga atau orangtua yang sering keluar rumah lalu membawa virus," kata dia.

Selain itu, banyak orangtua dan orang terdekat anak yang merasa sehat dan tak menerapkan keamanan saat pulang ke rumah. Sehingga virus yang seharusnya tak ditemui anak, dapat hinggap dengan mudah. Hal itu sejalan dengan hasil penelitian di Cina.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

"Penelitian di Cina, orangtua bergejala dan positif COVID-19, tapi anaknya tidak bergejala. (Maka salah satu cara) diketahuinya (anak positif) karena ada tracing atau penelusuran. Biasanya orant terdekat atau org yang pernah kontak seharusnya sudah diperiksa," kata dia.

Ada pun Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti, meminta pemerintah berhati-hati untuk segera membuka lembaga pendidikan setelah didapati 800 anak di Indonesia terpapar COVID-19. KPAI menilai penularan virus yang mewabah itu terjadi melalui kontak dari orang tua ataupun keluarga terdekat.

Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Ketua Bawaslu RI mengatakan bahwa Pilkada Serentak 2024 berbeda dan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan penyelenggaraan pilkada serentak sebelumnya.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024