Paling Rentan COVID-19, Ahli Sarankan Sekolah Dibuka Paling Akhir

Ilustrasi anak sekolah | Photo by Iqwan Alif from Pexels
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta, diputuskan untuk diperpanjang. Namun, kini status ibukota sudah memasuki masa transisi, di mana beberapa sektor secara perlahan sudah mulai dibuka kembali. 

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Dimulai pada 8 Juni 2020 mendatang, perkantoran, jasa transportasi hingga sektor non pangan, seperti mal dan sebagainya, sudah diperbolehkan untuk beroperasi kembali, dengan tetap menerapkan sejumlah protokol kesehatan. Lalu, bagaimana dengan sektor pendidikan? 

Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof dr Zoebairi Djoerban, menyarankan agar sektor pendidikan dibuka paling akhir, karena dinilai paling rentan dan berisiko tinggi terjadi penularan COVID-19. 

KPK Cecar Fadel Muhammad soal Dugaan Kasus Korupsi APD di Kemenkes RI

"Kita tahu bahwa yang amat menentukan adalah human behavior. Tapi, kalau anak-anak bisa ditebak, mereka tidak akan bisa untuk tidak berkerumun. Ruangan sekolah juga cukup padat. Intinya dibuka paling terakhir dan jangan langsung penuh pelajarannya. Satu kelas juga isinya dikurangi," ujarnya saat diskusi online di Youtube Dreya Communications, Jumat 5 Juni 2020. 

Lebih lanjut Zoebairi menjelaskan, berada di ruangan tertentu dalam waktu lama apalagi dalam jumlah yang banyak akan berbahaya, dan dikhawatirkan dapat muncul cluster baru. 

Cerita Anne Avantie Bangkrut, Temukan Kebahagiaan di Tempat Tak Terduga

Berada dalam diskusi yang sama, Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI), Sudirman Said, menambahkan, ada dua risiko jika sekolah dibuka pada tahap awal. Apa saja? 

"Pertama. Memang level kontrol diri anak tidak sebaik orang dewasa, jadi berisiko membahayakan anak-anak," tuturnya. 

Risiko kedua berkaitan dengan populasi dan dampak besar yang ditimbulkannya.  "Bayangkan jika anak sudah terekspos, jumlah cluster satu ruangan berapa banyak yang akan kena. Karena di kerumunan risikonya tinggi. Bahkan, mahasiswa juga harus belakangan," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya