Tantangan saat Pandemi, Mendikbud Nadiem: Orang Tua Sentral Pendidikan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA – Dalam situasi yang mengutamakan pertimbangan kesehatan dan keselamatan semua, dunia pendidikan menghadapi tantangan pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar bagi siswa. Orang tua serta guru, dituntut untuk bisa lebih aktif lagi mendorong aktivitas pendidikan secara keratif, termasuk pendidikan gizi.

Pandemi COVID-19 Sebabkan Penurunan Angka Harapan Hidup hingga 9 Bulan

Literasi gizi semakin penting untuk dipahami dan diterapkan sebagai bagian dari pola konsumsi pangan sehat dan gaya hidup aktif yang diperlukan untuk melalui masa pandemi.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Nadiem Makarim, B.A, M.B.A, mengatakan bahwa peran orang tua sangat besar dalam mencegah penularan virus corona jenis baru tersebut.

Outlook Humas Pemerintah 2024: Isu Kesehatan Paling Banyak Dibahas di Media

Pendidikan terkait pola hidup bersih dan sehat harus diterapkan anak melalui contoh serta edukasi tepat dari pihak keluarga sebagai lingkungan terdekatnya. Hal itu disampaikan saat webinar Gerakan Nusantara (Gernus) yang digagas oleh Kemendikbud RI dan Frisian Flag Indonesia.

Baca juga: Operator Seluler Beri Bantuan, Nadiem Makarim Kasih Peringatan

Stafsus Menag: Perpres 58/2023 Makin Perkuat Moderasi Beragama di Indonesia

"Saya menyampaikan apresiasi kepada  Frisian Flag Indonesia yang telah menginisiasi Gerakan Nusantara Program Edukasi Gizi. Hikmah di masa pandemi kita diajarkan mengenalkan paradigma baru pendidikan yang lebih kolaboratif , kreatif dan inovatif. Orang tua adalah sentral di dalam pendidikan anak," ujar Mendikbud Nadiem.

Ada pun sejak diluncurkan tahun 2013, Gernus terus memaksimalkan kontribusinya untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya dalam hal literasi gizi kepada siswa-siswa sekolah dasar.

Gernus mengutamakan kegiatan-kegiatannya untuk mendukung Program Gizi Anak Sekolah (ProGAS) yang digagas Kemendikbud RI.

Dalam kesempatan yang sama, pakar gizi Kesehatan Masyarakat dan Guru Besar FKM UI Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, MPH menekankan pentingnya sikap dan semangat untuk meningkatkan dan mempraktikkan pengetahuan dalam hal literasi gizi.

Ia menekankan Pedoman Gizi Seimbang dan ‘Isi Piringku’ perlu diajarkan di sekolah dan rumah mencakup pemahaman dasar tentang gizi seimbang.

"Termasuk pentingnya konsumsi minimal segelas susu setiap hari untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi perkembangan otak dan fisik yang optimal bagi anak-anak usia prasekolah dan sekolah. Protein hewani dan zat gizi lainnya yang dikandung susu sangat penting untuk membantu menjaga imunitas tubuh keluarga selama masa pandemi," kata Sandra.

Diluncurkan pertama kali pada tahun 2013, hingga saat ini Gernus telah menjangkau 2.520.774 siswa dan 4.886 guru di 4.806 Sekolah Dasar di Indonesia.

Bersama Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PKGK FKMUI), Gernus mengukur dampak positif bagi perilaku sehat dan aktif anak melalui studi PSP (Pengetahuan-Sikap-Perilaku).

Dari hasil studi yang dilakukan pada tahun 2015, 2016, 2017, dan 2018 itu, peningkatan yang signifikan terhadap pengetahuan gizi dan perilaku sehat aktif menjadi lebih baik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya