-
VIVA – Pandemi virus corona atau COVID-19, telah mengubah kehidupan banyak orang termasuk anak-anak, semua dipaksa untuk beradaptasi secepat mungkin. Dengan semua ketidakpastian dan perubahan mendadak yang terjadi, anak-anak berada dalam situasi rentan atas berbagai risiko.
Tata Sudrajat, Deputy Chief Program Impact and Policy Save the Children, telah memetakan tujuh risiko utama yang saat ini haru? dihadapi anak-anak selama pandemi.
Baca Juga: Total 363 Tenaga Medis Indonesia Meninggal karena COVID-19
"Pertama, anak yang kehilangan orangtua karena COVID-19. Dua, anak yang orangtuanya kehilangan mata pencaharian atau pendapatan. Kemudian ketiga, sulit mengakses layanan pendidikan yang berkualitas," ujarnya saat media gathering Catatan Akhir Tahun Hak Anak Indonesia 2020 yang diselenggarakan Save the Children secara virtual, Selasa, 15 Desember 2020.
Tata melanjutkan, poin keempat terkait risiko yang dihadapi anak-anak selama pandemi adalah mereka rentan mengalami kekerasan dan eksploitasi. Dan yang kelima, anak sulit mengakses layanan kesehatan dasar dan gizi.
"Lalu yang keenam, anak yang tinggal di kawasan bencana dan rawan bencana. Dan terakhir, terbatasnya dukungan bagi anak dengan disabilitas. Ketujuh risiko yang dihadapi oleh anak-anak tersebut, telah membuat upaya pemenuhan hak-hak anak sepanjang 2020 dipenuhi oleh tantangan," kata dia.
Tidak hanya itu, Tata menyebut, selama pandemi COVID-19, anak-anak juga menghadapi permasalahan terkait kesehatan dan gizi.
"Pertama, asupan gizi anak jadi terganggu. Empat persen anak makan lebih sedikit dari sebelum pandemi, 1dari 2 atau 52 persen orangtua mengurangi jenis atau variasi makanan anak. Selain itu, lebih dari 1/3 atau 36 persen rumah tangga mengatakan bahan pangan terlalu mahal," tuturnya.
Lebih lanjut Tata mengungkap, kesulitan ekonomi karena pandemi juga memperburuk akses anak dan keluarga pada kebutuhan dasar. Di mana 4 dari 10 tidak memiliki sabun atau masker, 1 dari 7 tidak punya akses produk sanitasi atau pembalut atau air bersih.
"Tidak hanya itu, akses keluarga terhadap layanan kesehatan juga jadi sangat terganggu. Tiga dari delapan orangtua tidak dapat mengakses pengobatan, dengan persentase konsultasi langsung dengan dokter 16 persen, layanan konseling 6 persen, dan kesehatan mental 3 persen," tutup Tata Sudrajat.
Seperti diketahui, saat ini kasus COVID-19 masih tinggi. Patuhi selalu protokol kesehatan dan jangan lupa lakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan Pakai Sabun.
#satgascovid19
#ingatpesanibu
#pakaimasker
#jagajarak
#cucitanganpakaisabun