Selain Pemicu Obesitas, Makanan Ini Hambat Tumbuh Kembang Anak

Ilustrasi anak obesitas.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Anak usia dini atau usia 0-6 tahun, memiliki pola tumbuh kembang meliputi aspek fisik, kognitif, sosioemosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus yang sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut. 

Netizen Kritik Adab Nagita Slavina Kasih Bekas Makanan dari Gigitannya ke Karyawan RANS

Sebab itu, pendidikan untuk anak usia dini (PAUD) berperan penting dan menjadi investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa. Penting bagi guru dan orangtua, memahami kebutuhan gizi anak dan jangan sampai anak salah gizi akibat konsumsi makanan, termasuk konsumsi susu yang kandungan gizinya tidak layak untuk mereka. 

Ketua Umum PP HIMPAUDI, Prof Dr Netti Herawati mengatakan, PAUD merupakan cara yang efektif untuk memberikan edukasi gizi dan membawa perubahan gizi bagi anak. 

Kolesterol Hingga Diabetes Bermunculan Usai Lebaran? Dokter Ungkap Penyebab dan Cara Atasinya

"Saya harapkan semua PAUD ke depannya memiliki program makanan sehat, sehingga bisa memenuhi kebutuhan gizi anak. Bagaimanapun, apa yang dimakan oleh anak tergantung orangtua dan guru. Jadi, kalau kita mau anak kita gizinya baik, berarti kita bicara kompetensi guru dalam hal gizi dan kesehatan," ujarnya dalam webinar yang diselenggarakan Himpunan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) bersama Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), Senin 21 Desember 2020. 

Dokter Netti menambahkan, salah satu kebiasaan makan yang sering abai diperhatikan adalah asupan gula pada anak. Bila dihitung, dalam satu hari anak-anak bahkan bisa mengonsumsi gula hingga seperempat kilogram.

Banyak Makan Manis dan Berlemak Saat Lebaran, Lakukan Tips Ini untuk Tetap Sehat

"Selama ini kita beranggapan gula secara harfiah. Tapi gula itu adalah glukosa yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi anak, cokelat, permen, kue, snack, belum lagi jika anak diberi susunya kental manis. Anak memang mengatakan kenyang, tapi bukan kenyang yang sesungguhnya. Karena itu anak menjadi terbiasa mengonsumsi makanan manis," kata dia. 

Di sisi lain, Dr Moretta Damayanti SpA(K), M.Kes, anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang turut hadir pada kesempatan itu mengatakan, kebiasaan konsumsi makanan manis pada anak, dapat berdampak buruk pada tumbuh kembang anak.

"Gula menyebabkan anak menjadi kenyang dan efek lanjutannya tumbuh kembangnya terhambat. Apalagi pada anak yang mengonsumsi kental manis. Bila orangtua merasa dengan susu saja sudah cukup, maka anak berisiko kurang gizi. Namun bila anak yang mengonsumsi kental manis masih suka makan dan ngemil, bahayanya adalah obesitas," kata dia. 

Karena itu, untuk anak usia dini, juga penting diajarkan apa yang harus dimakan dan apa yang harus dihindari.

"Yang juga penting untuk dipahami orangtua adalah dalam memberikan asupan gizi untuk anak bukan sekadar anak menjadi kenyang, tapi juga harus ada lemak dan proteinnya, karena ini penting untuk tumbuh kembang anak," tutur Dr Moretta Damayanti.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya