-
VIVA – Hipertensi atau tekanan darah tinggi selama kehamilan memang tidak begitu umum. Tapi kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik dan benar.
Hipertensi selama kehamilan dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah ke plasenta yang menyebabkan lambatnya pertumbuhan janin, persalinan prematur, dan berat badan lahir rendah. Karenanya, menjalani gaya hidup sehat, pola makan yang baik, dan melakukan pemeriksaan rutin sangat penting selama kehamilan.
Dilansir Times of India, Selasa 23 Februari 2021, tekanan darah tinggi dapat terjadi sebelum atau selama kehamilan. Beberapa penyebab hipertensi selama kehamilan, antara lain obesitas, riwayat keluarga dengan hipertensi, kehamilan pertama setelah usia 35 tahun, diabetes, merokok dan konsumsi alkohol, penyakit autoimun serta kurang aktivitas fisik.
Sedangkan gejala-gejala hipertensi selama kehamilan, mencakup mual dan muntah, sakit kepala dan kelelahan, tiba-tiba berat badan naik atau timbul bengkak, nyeri di perut bagian atas, penurunan jumlah urine yang dikeluarkan, sesak napas dan kelebihan protein dalam urine.
Ada berbagai jenis hipertensi yang memengaruhi wanita selama kehamilan. Mengenalo gejala dan menanganinya pada tahap awal sangat penting bagi ibu dan calon bayi. Berikut 4 jenis hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.